Rumah tinggal di Desa Wisata Gampong Nusa berhasil mendapatkan penghargaan Association of South East Asian Nations (ASEAN) kategori homestay pada acara ASEAN Tourism Awards Ceremony beberapa waktu lalu.

Penghargaan itu sekaligus menyatakan bahwa rumah tinggal Gampong Nusa di Kabupaten Aceh Besar diakui kelayakannya sudah berstandar internasional. 

Pada 2021, rumah tinggal desa wisata Gampong Nusa juga pernah mendapatkan predikat 'homestay' terbaik di Indonesia.

Yuk, intip suasana dan keindahan rumah tinggal Desa Wisata Gampong Nusa yang sudah diakui dunia standar kelayakannya.

"Di sana, terdapat 45 rumah warga yang bersedia dijadikan sebagai rumah tinggal (homestay)," kata Ketua Lembaga Pariwisata Gampong Nusa Nurhayati, di Aceh Besar, Selasa.

Jumlah rumah tinggal tersebut, kata dia, bisa terus bertambah tergantung dari keinginan masyarakat untuk mendaftarkan rumahnya sebagai "homestay' ke Lembaga Pariwisata Gampong Nusa.
Suasana rumah tinggal (homestay) untuk tamu VIP, di Gampong Nusa Aceh Besar, Selasa (7/2/2023). (ANTARA/Nurul Hasanah)


Rumah yang didaftarkan juga harus memenuhi persyaratan, di antaranya wajib bersih, tersedia tempat tidur, kipas angin, meja, lemari, dan kamar mandi serta bisa memberikan kenyamanan kepada tamu. 

"Sebelum kita terima, kita lihat dulu, dan kita bina agar kamar tersebut bisa layak sebagai homestay," katanya.

Ia juga menyampaikan homestay disewakan masyarakat tersebut bisa merupakan keseluruhan isi rumah atau hanya kamar kosong saja yang dikhususkan untuk tamu. 

Nurhayati menuturkan tamu yang ingin menginap di homestay Gampong Nusa dikenakan biaya Rp90 ribu per orang untuk satu malam, termasuk kamar VIP biaya dengan harga yang sama. Biaya tersebut sudah termasuk sarapan tamu.

Kemudian, setiap kamar hanya bisa ditempati dua orang atau maksimal tiga wisatawan, tidak diperkenankan lebih. 

"Tujuannya, untuk membuat kamar homestay kita tetap terjaga," katanya.

Homestay di desa wisata ini terbilang sederhana dengan konsep kearifan lokal khas Aceh Besar. Bangunan rumahnya juga mengandung unsur keacehan.

Misalnya, kamar mandi yang masih berada di luar rumah, bangunan rumah berkonstruksi kayu dan berbentuk panggung, serta motif-motif hiasan dinding khas Aceh yang ada di dalam homestay. 

Selain itu, tamu juga bisa berinteraksi langsung dengan pemilik rumah yang juga merupakan penduduk Gampong Nusa karena homestay yang ditempati merupakan kamar kosong pemilik rumah. 
 
Kamar kosong di rumah milik warga Gampong Nusa yang disewakan menjadi homestay terlihat bersih dan tanpa mesin penyejuk ruangan (AC), di Aceh Besar, Selasa (7/2/2023). (ANTARA/Nurul Hasanah)

Nurhayati menambahkan, homestay Gampong Nusa dalam menjamu tamu memiliki prinsip menjaga hubungan silaturahmi dengan wisatawan. 

"Seperti tagline homestay Gampong Nusa, datang sebagai tamu pulang sebagai saudara, begitu prinsip nya. Artinya hubungan silaturahmi kita tidak hanya saat mereka sebagai tamu, tetapi juga saat mereka kembali," kata Nur. 

Tak hanya itu, lanjut Nur, di sana para wisatawan juga tidak bisa memilih rumah tinggal sendiri. Akan tetapi sudah ditentukan pengurus di sana, karena mereka punya ketentuan giliran. Tujuannya agar semua rumah warga yang menjadi homestay kebagian menerima tamu.

"Kami buat seperti itu agar ada keadilan ekonomi, bahkan tamu yang menginap di homestay juga dihitung untuk menghindari terjadinya konflik," ujarnya. 

Namun, khusus tamu VIP seperti pejabat, pemimpin perusahaan, peneliti, atau tamu dari luar daerah yang meminta homestay khusus yang tidak berbaur dengan pemilik rumah, maka bisa dilonggarkan.

"Biasanya kalau itu memang ada permintaan homestay yang rumah kosong dan tidak berbaur dengan pemilik rumah demi kenyamanan," ujarnya. 

Nur menambahkan, berbeda dengan 'homestay' di luar sana, rumah tinggal di Gampong Nusa ini ternyata tidak memiliki air conditioner (AC) atau mesin penyejuk ruangan untuk menghindari penyebab pemanasan global yang ditimbulkan dari teknologi tersebut.

Sebagai gantinya, setiap kamar dilengkapi dengan mesin kipas angin untuk digunakan saat suhu udara dirasakan meningkat alias panas. Penggunaannya juga dipilih agar lebih ramah lingkungan dan turut berkontribusi menjaga bumi.

Sejauh ini, desa wisata Gampong Nusa juga telah banyak menerima tamu dari berbagai mancanegara seperti wisatawan dari Kanada, Amerika, Inggris, Belanda dan Malaysia. 

"Paling sering tamu dari Malaysia. Mereka sebelum COVID-19 bisa menginap dua sampai tiga hari di sini," kata Nurhayati.

 

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023