Banda Aceh  (ANTARA Aceh) - Badan Pengelola Migas Aceh menjalin kerja sama dengan Universitas Syiah Kuala Darusssalam Banda Aceh terkait pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi di wilayah kewenangan Aceh.

Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Kepala BPMA Marzuki Daham bersama Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal dan disaksikan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Prof Farid Wajdi Ibrahim, Unsam Langsa, UTU Meulaboh, Unimal dan Politeknik Lhokseumawe di Banda Aceh, Rabu.

"Dunia industri dengan dunia pendidikan tidak bisa dipisahkan, sebab kita perlu dunia pendidikan guna mengkaji tantangan-tantangan atau masalah yang dihadapi industri," kata Kepala BPMA Marzuki Daham di Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh.

Ia menjelaskan seharusnya MoU tersebut sudah lama ada, tapi belum bisa dilaksanakan sebab dulu belum ada kewenangan kepada lembaga tersebut.

Menurut dia bidang kerja sama yang bisa dikerjakan antara BPMA dengan perguruan tinggi tidak hanya bidang teknik, tapi banyak bidang studi lainnya yang dapat dilaksanakan dan untuk tahap awal BPMA saat ini akan fokus pada rekruitmen yang prosesnya akan diserahkan sepenuhnya kepada Unsyiah.

Ia berharap kerja sama antara dunia pendidikan dan industri akan menguntungkan kedua belah pihak, di mana mahasiswa yang terlibat di lapangan nantinya dapat melihat kondisi riil di industri.

Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal mengatakan dengan adanya kerja sama tersebut dapat menghidupkan kembali industri di Aceh yang sempat berhenti dan menjadi solusi untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan yang tinggi di Aceh.

Samsul mengajak seluruh kampus untuk ikut andil bagian dalam menyelesaikan persoalan minyak dan gas di Aceh. Di mana sejauh ini Unsyiah sudah berkontribusi untuk proses evaluasi di industri-industri migas seperti di Pertagas dan Medco.

Samsul juga meminta agar pihak industri memberikan kepercayaan kepada perguruan tinggi yang ada di Aceh untuk terlibat dalam proses pengelolaan migas di Aceh.

"Saat ini  Unsyiah sudah tersedia lebih dari 400 doktor dan di UIN Ar-Raniry lebih dari 200 doktor. Berikan kepercayaan kepada pihak kampus dan kami akan berusaha menghasilkan produk yang diinginkan pihak industri," katanya.

Rektor Unsyiah menambahkan, meskipun MoU tersebut hanya berlangsung antara Unsyiah dengan BPMA, tapi Unsyiah tetap akan melibatkan perguruan tinggi lain yang ada di Aceh untuk kerja sama itu.

Terkait rekruitmen tenaga BPMA, Samsul mengatakan pihaknya akan merekrut secara terbuka dengan mengutamakan putra-putri daerah yang memiliki kemampuan, meskipun nantinya juga diterima tenaga kerja dari luar daerah Aceh apabila tidak tersedianya tenaga lokal.

"Pihak industri juga perlu melibatkan masyarakat lokal yang mempunyai kapasitas. Jangan buat alasan untuk menolak mereka yang mampu," demikian Samsul.

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016