Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh merencanakan pengembangan tanaman Nilam di areal seluas 1.000 hektare, sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui produksi minyak Atsiri.
"Dari hasil survei sementara yang telah dilakukan, terdata lahan nilam yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Nagan Raya lebih kurang 1.000 hektare,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Rahmatullah di Suka Makmue, Jumat.
Menurut Rahmatullah, lokasi prioritas pengembangan tanaman tersebut meliputi Kecamatan Beutong, Beutong Ateuh Banggalang, Suka Makmue, Tripa Makmur, dan Kecamatan Darul Makmur.
Baca juga: BKSDA atasi gangguan gajah liar di kebun nilam pedalaman Aceh Jaya
Rahmatullah mengatakan tanaman nilam merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Nagan Raya dengan pola pengelolaan terpadu UMKM.
Pengelolaan terpadu UMKM komoditi nilam, kata dia, harus dilakukan secara profesional dari hulu ke hilir, dengan melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Hal ini sejalan dengan program major project pengelolaan terpadu UMKM komoditas nilam di provinsi Aceh, oleh Direktorat Pengembangan UKM dan Koperasi Kementerian PPN/Bappenas.
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Aceh berharap pengembangan tanaman nilam tersebut nantinya dapat menjamin keberlanjutan dari pembangunan ekonomi, sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat yang lebih baik di masa depan, demikian Rahmatullah.
Nilam merupakan salah satu dari sembilan komoditas unggulan Aceh yang untuk menjadi komoditas investasi dan ekspor utama Aceh. Komoditas tersebut unik dan berkarakteristik tinggi yang relatif sangat jarang ditemukan di daerah lain.
Minyak atsiri dari nilam juga menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia, banyak dipakai perusahaan-perusahaan besar baik di lokal dan juga internasional. Perusahaan di luar negeri juga mendapat pasokan nilam dari Indonesia sebagai bahan baku produk perawatan tubuh dan kosmetik, seperti parfum.
Baca juga: Komunitas internasional di Hannover Jerman minati produk nilam USK Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Dari hasil survei sementara yang telah dilakukan, terdata lahan nilam yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Nagan Raya lebih kurang 1.000 hektare,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Rahmatullah di Suka Makmue, Jumat.
Menurut Rahmatullah, lokasi prioritas pengembangan tanaman tersebut meliputi Kecamatan Beutong, Beutong Ateuh Banggalang, Suka Makmue, Tripa Makmur, dan Kecamatan Darul Makmur.
Baca juga: BKSDA atasi gangguan gajah liar di kebun nilam pedalaman Aceh Jaya
Rahmatullah mengatakan tanaman nilam merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Nagan Raya dengan pola pengelolaan terpadu UMKM.
Pengelolaan terpadu UMKM komoditi nilam, kata dia, harus dilakukan secara profesional dari hulu ke hilir, dengan melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Hal ini sejalan dengan program major project pengelolaan terpadu UMKM komoditas nilam di provinsi Aceh, oleh Direktorat Pengembangan UKM dan Koperasi Kementerian PPN/Bappenas.
Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, Aceh berharap pengembangan tanaman nilam tersebut nantinya dapat menjamin keberlanjutan dari pembangunan ekonomi, sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat yang lebih baik di masa depan, demikian Rahmatullah.
Nilam merupakan salah satu dari sembilan komoditas unggulan Aceh yang untuk menjadi komoditas investasi dan ekspor utama Aceh. Komoditas tersebut unik dan berkarakteristik tinggi yang relatif sangat jarang ditemukan di daerah lain.
Minyak atsiri dari nilam juga menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia, banyak dipakai perusahaan-perusahaan besar baik di lokal dan juga internasional. Perusahaan di luar negeri juga mendapat pasokan nilam dari Indonesia sebagai bahan baku produk perawatan tubuh dan kosmetik, seperti parfum.
Baca juga: Komunitas internasional di Hannover Jerman minati produk nilam USK Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023