Organisasi lintas negara Asian Muslim Action Network (AMAN) dijadwalkan segera menggelar konferensi internasional dan pemilihan pimpinan AMAN di Kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh pada Oktober 2023 mendatang.
"Pertemuan AMAN Assembly di Aceh akan menghadirkan aktivis dan akademisi dari beberapa negara untuk membicarakan perdamaian, keagamaan, perempuan, dan filantropi," kata Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, di Banda Aceh, Senin.
Hal itu disampaikan Bustamam Ahmad setelah menghadiri dan menjadi narasumber Asia Regional Seminar yang digelar Asian Resource Foundation (ARF) di pusat pelatihan International Institute of Peace and Development Studies(IIPDS) Nong Chok, Bangkok, 2-4 Juni 2023.
Baca juga: FKUB: Toleransi beragama di Aceh Tenggara terjaga dengan baik
Seminar AMAN di Bangkok, Thailand, ini dihadiri oleh pembicara dari Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, Pakistan, Malaysia, dan Bangladesh yang membahas perkembangan terakhir tentang pemerintahan, perdamaian, serta pembangunan di beberapa negara.
Di sana, kata Bustamam, dirinya menceritakan tentang perkembangan dan situasi Aceh dalam konteks perjalanan damai di Aceh.
"Pengalaman Aceh akan menjadi pembelajaran bagi negara-negara yang sedang berkonflik," ujarnya.
Setelah itu, kata Bustamam, peserta menyepakati pertemuan puncak konferensi internasional segera dilakukan di Aceh.
"Karena begitu banyak kemajuan terhadap perjalanan damai di Aceh yang mungkin akan menjadi lesson learned bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan," kata Bustamam.
AMAN merupakan sebuah organisasi lintas negara yang diinisiasi oleh beberapa kalangan aktivis serta akademisi pada tahun 1990 silam.
Selama 33 tahun ini, jaringan organisasi ini telah dipimpin oleh dua cendekiawan Muslim dunia, yaitu Dr Asghar Ali Engineer dan Prof. Azyumardi Azra.*
Baca juga: KontraS Aceh harap polemik pendirian rumah ibadah cepat diselesaikan
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Pertemuan AMAN Assembly di Aceh akan menghadirkan aktivis dan akademisi dari beberapa negara untuk membicarakan perdamaian, keagamaan, perempuan, dan filantropi," kata Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, di Banda Aceh, Senin.
Hal itu disampaikan Bustamam Ahmad setelah menghadiri dan menjadi narasumber Asia Regional Seminar yang digelar Asian Resource Foundation (ARF) di pusat pelatihan International Institute of Peace and Development Studies(IIPDS) Nong Chok, Bangkok, 2-4 Juni 2023.
Baca juga: FKUB: Toleransi beragama di Aceh Tenggara terjaga dengan baik
Seminar AMAN di Bangkok, Thailand, ini dihadiri oleh pembicara dari Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, Pakistan, Malaysia, dan Bangladesh yang membahas perkembangan terakhir tentang pemerintahan, perdamaian, serta pembangunan di beberapa negara.
Di sana, kata Bustamam, dirinya menceritakan tentang perkembangan dan situasi Aceh dalam konteks perjalanan damai di Aceh.
"Pengalaman Aceh akan menjadi pembelajaran bagi negara-negara yang sedang berkonflik," ujarnya.
Setelah itu, kata Bustamam, peserta menyepakati pertemuan puncak konferensi internasional segera dilakukan di Aceh.
"Karena begitu banyak kemajuan terhadap perjalanan damai di Aceh yang mungkin akan menjadi lesson learned bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan," kata Bustamam.
AMAN merupakan sebuah organisasi lintas negara yang diinisiasi oleh beberapa kalangan aktivis serta akademisi pada tahun 1990 silam.
Selama 33 tahun ini, jaringan organisasi ini telah dipimpin oleh dua cendekiawan Muslim dunia, yaitu Dr Asghar Ali Engineer dan Prof. Azyumardi Azra.*
Baca juga: KontraS Aceh harap polemik pendirian rumah ibadah cepat diselesaikan
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023