Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan telah mendirikan posko kesehatan karena ratusan korban bencana banjir yang menempati lokasi pengungsian sejak Sabtu (7/1) mulai diserang penyakit, khususnya gatal-gatal.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Selatan, Erwiandi di Tapaktuan, Minggu mengatakan, posko kesehatan itu berada di tiga titik pengungsian, yakni Kompi Brimob dan Masjid Desa Cot Bayu, Kecamatan Tumon Tengah serta di Desa Ujong Pasir, Kecamatan Kluet Selatan.

Ia mengatakan, masyarakat mulai mengeluh gatal-gatal mungkin disebabkan pengaruh terendam banjir.

Bahkan, sambung Erwiandi, pada Sabtu sore pihaknya sempat menerima keluhan dari para tenaga medis yang stanby di lokasi pengungsian karena stok obat-obatan khususnya salap untuk mengobati penyakit gatal sudah habis.

"Kehabisan obat ini dapat kita maklumi karena jumlah masyarakat yang menempati posko pengungsian tergolong banyak. Namun berdasarkan hasil koordinasi terakhir kami dengan pihak Dinas Kesehatan, persoalan kehabisan obat tersebut pada hari ini sudah tertangani sehubungan telah dipasoknya obat-obatan tambahan dari gudang Tapaktuan dan dari sejumlah Puskesmas," ujar Erwiandi.

Ia menyebutkan, di lokasi pengungsian Kompi Brimob Trumon ada sebanyak 85 kepala keluarga, dan di antaranya terdapat 48 anak balita, 3 ibu hamil dan 15 lanjut usia. Di lokasi ini selain telah didirikan tenda posko kesehatan juga telah dikerahkan mobil dapur umum milik Pemkab Aceh Selatan.

Kemudian di lokasi pengungsian Masjid Desa Cot Bayu, Kecamatan Trumon Tengah ada 40 KK dan di Kecamatan Kluet Selatan ada 58 KK yang mengungsi karena rumahnya sudah terendam banjir.

"Namun khusus di Ujong Pasir Kecamatan Kluet Selatan ini tidak didirikan tenda posko pengungsian. Karena para pengungsi lebih memilih tinggal di rumah sanak keluarganya di desa-desa tetangga," katanya.

Untuk kebutuhan bahan makanan aparat desa setempat telah mendirikan dapur umum secara tradisional, sedangkan kebutuhan bahan makanan di pasok oleh BPBK dan Dinas Sosial, katanya.

Dalam kesempatan itu, Erwiandi juga menginformasikan bahwa 75 KK masyarakat Desa Padang Harapan, Kecamatan Trumon yang sebelumnya pada Sabtu (7/1) telah mengungsi ke Posyandu desa setempat juga telah meminta agar segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman karena luapan air semakin naik.

"Pada Minggu pagi tadi kami dihubungi oleh Camat Trumon meminta supaya 75 KK masyarakat Desa Padang Harapan untuk dipindahkan ke lokasi lain yang lebih aman," ujar dia.

Menurutnya, meskipun curah hujan di wilayah Aceh Selatan pada Minggu sudah mulai mereda, namun ancaman banjir khusus untuk wilayah Trumon Raya masih mengancam.

Hal itu disebabkan banjir yang terjadi di wilayah tersebut disamping disebabkan luapan sungai juga oleh banjir kiriman dari Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara dan Sungai Gelombang, Kota Subulussalam.

Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017