Banda Aceh (ANTARA) - Satu individu orang utan sumatra (pongo abelii) ditemukan mati terseret banjir di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Desa Pungke Jaya, Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III Blangkejeren Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Ali Sadikin yang dihubungi dari Banda Aceh, Jumat, mengatakan orang utan mati tersebut berusia diperkirakan satu hingga satu setengah tahun.
"Ada satu individu orang utan ditemukan mati terseret banjir di Desa Pungke Jaya kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, pada Kamis (22/2)," katanya.
Baca juga: JPU Kejati Aceh masih kaji vonis hakim perkara perdagangan orang utan
Temuan orang utan mati tersebut berawal dari pengecekan tim SPTN Wilayah III Blangkejeren usai banjir di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di wilayah Putri Betung pada Rabu (21/2) malam.
"Banjir tersebut akibat meluapnya alur dari Sungai Alas. Tim memantau wilayah tersebut karena masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser," katanya.
Menurut Ali Sadikin, wilayah banjir tersebut masuk zona rehabilitasi. Pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah banjir tersebut ada kaitannya dengan aktivitas ilegal dalam kawasan lindung atau tidak.
" Setelah kami pantau dan observasi, tim tidak menemukan ada kaitan banjir dengan aktivitas ilegal seperti pembalakan hutan liar. Kayu yang dibawa banjir adalah tunggul yang sudah busuk," katanya.
Saat tim memantau wilayah tersebut, ada laporan masyarakat terkait penemuan orang utan yang sudah mati. Lokasi penemuan berjarak sekira dua kilometer Sungai Alas.
Kemudian, tim bergerak ke lokasi penemuan orang utan mati tersebut. Di lokasi, tim mengobservasi satwa dilindungi itu dengan jenis kelamin jantan dan berusia masih remaja diperkirakan satu hingga satu setengah tahun.
Dari hasil pemeriksaan, kematian orang utan tersebut murni karena terseret banjir. Diperkirakan orang utan tersebut terjatuh dari setelah pohon tempatnya bersarang tumbang akibat banjir.
"Saat ditemukan, kondisi tubuh orang utan gembung, diduga karena tertelan air. Apalagi orang utan bukan tipikal hewan yang bisa berenang. Kesepakatan bersama masyarakat, bangkai orang utan tersebut langsung dikubur," kata Ali Sadikin.
Baca juga: BKSDA Aceh evakuasi orang utan dari kebun sawit di Subulussalam