Museum Aceh menghentikan layanan pengunjung ke anjungan Rumoh (rumah) adat Aceh sampai akhir bulan Juli karena sedang dilakukan pemugaran atau perbaikan atap rumah adat Aceh itu yang hampir rusak dimakan usia.

"Dalam kurun waktu sekitar 10-15 tahun perlu ada pergantian atap karena terbuat dari daun rumbia yang ada masa waktunya. Saat ini atap yang sudah ada itu mulai rapuh dan dikhawatirkan bocor sehingga perlu diganti," kata Kepala TU Museum Aceh Nurhasanah, di Banda Aceh, Jumat.

Dirinya menjelaskan, pemugaran atap ruang pamer Rumoh adat Aceh ini sudah dilakukan sejak sebulan yang lalu dan diperkirakan selesai pada akhir Juli ini. Ada sekitar 8.000 lembar daun rumbia yang nantinya dipasangkan pada atap rumah tersebut. 

"Kita upayakan akhir bulan Juli pada hari ulang tahun Museum Aceh sudah selesai dilakukan pemugaran," ujarnya. 


Baca juga: Potret 494 tahun sejarah Aceh kini bisa disaksikan di Museum Aceh

Ruang pamer Rumoh Aceh sendiri merupakan cikal bakal berdirinya Museum Aceh. Dulunya, rumah adat itu hanya paviliun yang kemudian masa Belanda dipamerkan di Semarang dan terpilih sebagai paviliun terbaik.

"Atas penghargaan tersebut ada usulan membawa paviliun ke Aceh untuk dijadikan sebagai Museum Aceh. Kemudian, resmi berdiri pada 31 Juli 1915," kata Nurhasanah. 

Selain Rumoh Aceh, di Museum Aceh juga terdapat ruang pameran tetap dan temporer yang memamerkan beragam benda sejarah mulai dari flora dan fauna, rempah, alat musik, senjata dan peralatan perang, dan manuskrip kuno. 

Baca juga: Hari pertama dibuka, Museum Tsunami Aceh dipadati pengunjung

Pewarta: Nurul Hasanah

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023