Sebuah jembatan gantung sepanjang 160 meter yang menghubungkan dua desa antara Desa Cot Punti, Kecamatan Woyla Timur dengan Desa Panton, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat, pada Jumat sore sekira pukul 15.30 WIB, ambruk dan jatuh ke sungai.
“Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun akses masyarakat di desa kami putus total. Kami tidak tahu sebabnya karena jembatan putus tiba-tiba,” kata Kepala Desa (Keuchik) Cot Punti, Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat, Teuku Aidi yang dihubungi dari Meulaboh, Jumat.
Ia menyebutkan, jembatan gantung yang dibangun pada tahun 2017 tersebut putus secara tiba-tiba. Saat jembatan gantung yang membentang di daerah aliran sungai (DAS) Krueng Woyla, putus tidak ada warga yang melintasi .
Teuku Aidi mengatakan akibat putusnya jembatan tersebut, ratusan masyarakat di wilayah pedalaman tersebut kesulitan untuk beraktivitas secara ekonomi dan sehari-hari.
Menurutnya, jembatan tersebut selama ini merupakan satu-satunya akses terdekat memasarkan hasil kebun, palawija, dan akses transportasi terdekat menuju ke ibu kota Kabupaten Aceh Barat.
“Dengan sudah putusnya jembatan gantung ini, masyarakat kami yang ingin ke Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat, harus menempuh perjalanan sekitar 10 kilometer ke ibu kota Kecamatan Woyla Induk, ini tentu sangat jauh,” katanya.
Pihaknya mengharapkan agar kerusakan akses transportasi tersebut segera mendapatkan penanganan serius dari Pemeintah Kabupaten Aceh Barat.
Teuku Aidi juga mengatakan pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Camat Woyla Timur sebagai pimpinan tertinggi di tingkat Kecamatan.
Baca juga: 11 jembatan rusak akibat banjir di Aceh Timur
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun akses masyarakat di desa kami putus total. Kami tidak tahu sebabnya karena jembatan putus tiba-tiba,” kata Kepala Desa (Keuchik) Cot Punti, Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat, Teuku Aidi yang dihubungi dari Meulaboh, Jumat.
Ia menyebutkan, jembatan gantung yang dibangun pada tahun 2017 tersebut putus secara tiba-tiba. Saat jembatan gantung yang membentang di daerah aliran sungai (DAS) Krueng Woyla, putus tidak ada warga yang melintasi .
Teuku Aidi mengatakan akibat putusnya jembatan tersebut, ratusan masyarakat di wilayah pedalaman tersebut kesulitan untuk beraktivitas secara ekonomi dan sehari-hari.
Menurutnya, jembatan tersebut selama ini merupakan satu-satunya akses terdekat memasarkan hasil kebun, palawija, dan akses transportasi terdekat menuju ke ibu kota Kabupaten Aceh Barat.
“Dengan sudah putusnya jembatan gantung ini, masyarakat kami yang ingin ke Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat, harus menempuh perjalanan sekitar 10 kilometer ke ibu kota Kecamatan Woyla Induk, ini tentu sangat jauh,” katanya.
Pihaknya mengharapkan agar kerusakan akses transportasi tersebut segera mendapatkan penanganan serius dari Pemeintah Kabupaten Aceh Barat.
Teuku Aidi juga mengatakan pihaknya juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Camat Woyla Timur sebagai pimpinan tertinggi di tingkat Kecamatan.
Baca juga: 11 jembatan rusak akibat banjir di Aceh Timur
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023