Pj Wali Kota Lhokseumawe mengharapkan kerja sama seluruh elemen di daerah itu untuk memberi kesempatan pengembangan bakat remaja dalam berkreasi dan berinovasi, sebagai upaya mengantisipasi kenakalan remaja.
Imran mengatakan kreativitas anak harus dikembangkan, namun tetap dalam bimbingan dan berbasis syariah. Dimulai dari kegiatan seni budaya, ilmu pengetahuan, bela diri maupun keahlian lainnya untuk meningkatkan bakat anak.
"Mereka ini harus diberi panggung untuk menampilkan keahlian mereka, berikan mereka kesempatan namun tidak luput dari ajaran agama. Dari pada mereka duduk di warung kopi dan main game, lebih baik diarahkan pada kegiatan yang lebih positif," kata Imran di Lhokseumawe, Jumat.
Ia menjelaskan, saat ini kasus kriminal yang dilakukan oleh remaja marak terjadi di Kota Lhokseumawe. Mulai dari perundungan, narkoba, pelecehan seksual dan perkelahian. Maka sudah sepatutnya ini menjadi evaluasi bersama, agar generasi muda diberi ruang gerak yang positif.
"Kegiatan anak ini jangan dipertentangkan dengan agama, tapi kita selaraskan artinya anak tetap bisa berkreasi tanpa mengesampingkan agama. Terlebih kita daerah istimewa baik dari segi pendidikan, kebudayaan, dan syariat Islam. Tiga itu tidak harus dipertentangkan di Aceh," kata Imran.
Dia sangat berharap adanya kolaborasi dan dukungan dari semua elemen, mulai dari tokoh agama, maupun organisasi masyarakat dan unsur lainnya untuk memberi masukan pemikiran dalam membangun generasi muda Lhokseumawe.
"Saya tidak bisa membangun Lhokseumawe sendirian, terlebih masa saya menjabat hanya dua atau tiga tahun. Saya sudah berupaya mengadakan festival untuk menampilkan band ataupun sanggar tari," ujarnya.
Pada September mendatang, kata di, pihaknya juga berencana mengadakan pelatihan atau coaching clinic untuk melatih anak-anak yang ingin sekolah ke luar negeri dengan berkoordinasi bersama Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
"Ini hal yang bagus, kita berikan mereka kesempatan untuk belajar tidak hanya di tingkat lokal namun juga nasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Imran mengatakan kreativitas anak harus dikembangkan, namun tetap dalam bimbingan dan berbasis syariah. Dimulai dari kegiatan seni budaya, ilmu pengetahuan, bela diri maupun keahlian lainnya untuk meningkatkan bakat anak.
"Mereka ini harus diberi panggung untuk menampilkan keahlian mereka, berikan mereka kesempatan namun tidak luput dari ajaran agama. Dari pada mereka duduk di warung kopi dan main game, lebih baik diarahkan pada kegiatan yang lebih positif," kata Imran di Lhokseumawe, Jumat.
Ia menjelaskan, saat ini kasus kriminal yang dilakukan oleh remaja marak terjadi di Kota Lhokseumawe. Mulai dari perundungan, narkoba, pelecehan seksual dan perkelahian. Maka sudah sepatutnya ini menjadi evaluasi bersama, agar generasi muda diberi ruang gerak yang positif.
"Kegiatan anak ini jangan dipertentangkan dengan agama, tapi kita selaraskan artinya anak tetap bisa berkreasi tanpa mengesampingkan agama. Terlebih kita daerah istimewa baik dari segi pendidikan, kebudayaan, dan syariat Islam. Tiga itu tidak harus dipertentangkan di Aceh," kata Imran.
Dia sangat berharap adanya kolaborasi dan dukungan dari semua elemen, mulai dari tokoh agama, maupun organisasi masyarakat dan unsur lainnya untuk memberi masukan pemikiran dalam membangun generasi muda Lhokseumawe.
"Saya tidak bisa membangun Lhokseumawe sendirian, terlebih masa saya menjabat hanya dua atau tiga tahun. Saya sudah berupaya mengadakan festival untuk menampilkan band ataupun sanggar tari," ujarnya.
Pada September mendatang, kata di, pihaknya juga berencana mengadakan pelatihan atau coaching clinic untuk melatih anak-anak yang ingin sekolah ke luar negeri dengan berkoordinasi bersama Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
"Ini hal yang bagus, kita berikan mereka kesempatan untuk belajar tidak hanya di tingkat lokal namun juga nasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023