Pemerintah Aceh melalui Dinas Pangan memastikan bahwa tidak ada peredaran beras palsu yang terbuat dari plastik di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu, sehingga masyarakat diharapkan tidak terpengaruh dengan informasi bohong atau hoaks itu.
“Saya sampaikan bahwa, isu ada impor beras plastik, itu tidak ada. Masyarakat harap tenang untuk berbelanja beras dimana saja, sejauh ini pantauan kita tidak ada beras plastik,” kata Kepala Dinas Pangan Aceh Surya Rayendra di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan, untuk angka inflasi di Aceh cenderung terkendali dalam beberapa bulan terakhir, masih di bawah inflasi nasional. Data Badan Pusat Statistik, Aceh mengalami inflasi sebesar 1,83 persen secara year-on-year/yoy pada September 2023. Sedangkan inflasi nasional secara yoy sebesar 2,28 persen.
Baca juga: Bulog: Pengadaan beras di Aceh capai 60 persen
Memang saat ini, kata dia, harga beras sedang mengalami kenaikan, hal itu dipicu akibat kurangnya produksi beras secara nasional, yang dinilai dampak dari fenomena perubahan iklim El Nino, cuaca buruk, bencana alam dan pengaruh lainnya.
Maka dalam upaya stabilisasi harga beras, lanjut dia, Dinas Pangan Aceh dan Bulog Aceh terus melakukan penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pedagang pengecer mitra Bulog di seluruh Aceh. Bahkan, baru-baru ini Aceh juga mendapat tambahan pasokan beras impor dari Vietnam sebanyak 6.600 ton.
“Itu beras medium, dijual murah. Ini yang menjadi andalan kita selama ini untuk menstabilkan harga beras. Alhamdulillah sudah 6.600 ton yang sudah masuk, masyarakat bisa terbantu dengan beras SPHP ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Aceh Mukhammad Agung Aulia mengatakan pihaknya juga memastikan bahwa informasi peredaran beras plastik tersebut merupakan informasi palsu atau hoaks.
Karena, selama ini beras yang disalurkan Bulog ke masyarakat Aceh, baik beras impor maupun beras lokal telah mengikuti seleksi sehingga memenuhi standar yang telah ditetapkan, maka dipastikan tidak ada peredaran beras yang disebut beras plastik.
“Pekan lalu kami dengan tim Satgas Pangan Polda Aceh juga sudah cek, kami konfirmasi di lapangan bahwa isu itu adalah isu yang tidak benar. Jadi masyarakat diimbau tidak terpancing untuk isu-isu yang meresahkan di masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, Bulog terus melakukan program SPHP secara masif sebanyak 514 titik di wilayah Aceh, dalam upaya pengendalian inflasi. Selain itu juga ikut dalam gerakan pangan murah seluruh Aceh, dengan menyalurkan minimal 2 ton beras di setiap pasar.
“Harapannya untuk menjangkau harga beras ini tidak semakin tinggi, dan juga bisa menekan inflasi di Aceh. Artinya masyarakat juga mempunyai ketersediaan jangkau pembelian beras,” ujarnya.
Baca juga: Ada isu beras plastik, Bulog Aceh pastikan beras impor aman dikonsumsi
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Saya sampaikan bahwa, isu ada impor beras plastik, itu tidak ada. Masyarakat harap tenang untuk berbelanja beras dimana saja, sejauh ini pantauan kita tidak ada beras plastik,” kata Kepala Dinas Pangan Aceh Surya Rayendra di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan, untuk angka inflasi di Aceh cenderung terkendali dalam beberapa bulan terakhir, masih di bawah inflasi nasional. Data Badan Pusat Statistik, Aceh mengalami inflasi sebesar 1,83 persen secara year-on-year/yoy pada September 2023. Sedangkan inflasi nasional secara yoy sebesar 2,28 persen.
Baca juga: Bulog: Pengadaan beras di Aceh capai 60 persen
Memang saat ini, kata dia, harga beras sedang mengalami kenaikan, hal itu dipicu akibat kurangnya produksi beras secara nasional, yang dinilai dampak dari fenomena perubahan iklim El Nino, cuaca buruk, bencana alam dan pengaruh lainnya.
Maka dalam upaya stabilisasi harga beras, lanjut dia, Dinas Pangan Aceh dan Bulog Aceh terus melakukan penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pedagang pengecer mitra Bulog di seluruh Aceh. Bahkan, baru-baru ini Aceh juga mendapat tambahan pasokan beras impor dari Vietnam sebanyak 6.600 ton.
“Itu beras medium, dijual murah. Ini yang menjadi andalan kita selama ini untuk menstabilkan harga beras. Alhamdulillah sudah 6.600 ton yang sudah masuk, masyarakat bisa terbantu dengan beras SPHP ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Aceh Mukhammad Agung Aulia mengatakan pihaknya juga memastikan bahwa informasi peredaran beras plastik tersebut merupakan informasi palsu atau hoaks.
Karena, selama ini beras yang disalurkan Bulog ke masyarakat Aceh, baik beras impor maupun beras lokal telah mengikuti seleksi sehingga memenuhi standar yang telah ditetapkan, maka dipastikan tidak ada peredaran beras yang disebut beras plastik.
“Pekan lalu kami dengan tim Satgas Pangan Polda Aceh juga sudah cek, kami konfirmasi di lapangan bahwa isu itu adalah isu yang tidak benar. Jadi masyarakat diimbau tidak terpancing untuk isu-isu yang meresahkan di masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, Bulog terus melakukan program SPHP secara masif sebanyak 514 titik di wilayah Aceh, dalam upaya pengendalian inflasi. Selain itu juga ikut dalam gerakan pangan murah seluruh Aceh, dengan menyalurkan minimal 2 ton beras di setiap pasar.
“Harapannya untuk menjangkau harga beras ini tidak semakin tinggi, dan juga bisa menekan inflasi di Aceh. Artinya masyarakat juga mempunyai ketersediaan jangkau pembelian beras,” ujarnya.
Baca juga: Ada isu beras plastik, Bulog Aceh pastikan beras impor aman dikonsumsi
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023