Partai Aceh menyatakan berduka cita yang mendalam atas meninggal dunianya Martti Ahtisaari, tokoh sentral dalam proses perdamaian Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Republik Indonesia.

"Bagi partai Aceh, Martii Ahtisaari adalah sosok yang berjasa bagi Aceh karena beliau adalah juru penengah dalam proses perdamaian," kata Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri di Banda Aceh, Senin.

Martii Ahtisaari merupakan Presiden Finlandia dari 1994 hingga 2000. Ia menghembuskan napas terakhirnya di Helsinki, ibu kota Finlandia, pada usia 86 tahun.

Baca juga: Juru damai GAM-RI Martti Ahtisaari meninggal, Aceh ikut berduka

Martti Ahtisaari di bawah payung Crisis Management Initiative (CMI) pada 2005, merupakan mediator perdamaian GAM dan Pemerintah RI yang berlangsung Helsinki.

Keterlibatan beliau bukan hanya pada proses perundingan semata, tetapi juga turut mengawal berjalannya isi-isi perjanjian damai. Perdamaian GAM dan RI dituangkan dalam MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005.

"Beliau datang ke Aceh beberapa kali untuk memastikan permasalahan yang muncul serta mencari jalan keluar terhadap permasalahan tersebut," kata Nurzahri.

Menurut dia, Martti Ahtisaari memiliki komitmen yang kuat dalam mengawal proses perdamaian di Aceh. Hal ini ditandai dengan turut andilnya jaringan diplomasi beliau dalam proses perdamaian Aceh seperti Uni Eropa dan negara sahabat lainnya ketika menjabat Presiden Finlandia.

"Organisasi yang beliau dirikan, CMI atau Crisis Management Initiatif, secara terus menerus memantau proses perdamaian Aceh hingga hari ini," kata mantan Anggota DPR Aceh tersebut.

Oleh karena itu, berita meninggalnya Martti Ahtisaari, membuat Partai Aceh secara khusus dan rakyat Aceh secara umum merasa sangat kehilangan.

"Selamat jalan sang juru damai," kata Nurzahri.
 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023