Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh mencatat jumlah investor pasar modal dengan identitas dari provinsi ujung barat Indonesia tersebut mencapai 129 ribu lebih pada posisi Agustus 2023.

Kepala OJK Provinsi Aceh Yusri di Banda Aceh, Rabu, mengatakan jumlah investor tersebut meningkat dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Peningkatan jumlah investor tersebut menunjukkan semakin membaik pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut.

"Sampai Agustus 2023, jumlah investor pasar modal dengan identitas Aceh sebanyak 129 ribu lebih. Jumlah ini meningkat 1,61 persen dibandingkan Juli 2023 sebanyak 127 ribu lebih," kata Yusri menyebutkan.

Baca juga: OJK berkomitmen tingkatkan literasi dan inklusi keuangan di Aceh

Begitu juga dengan saham, terjadi peningkatan pada Agustus 2023. Di mana identifikasi investor tunggal saham dari Aceh pada Agustus 2023 mencapai 48.235 saham. Jumlah tersebut meningkat 1,63 persen dari Juli 2023 yang jumlah sebanyak 47.460 saham.

Sementara dari sisi jumlah kepemilikan saham, kata Yusri, tercatat sama antara Juli 2023 dengan Agustus 2023 dengan jumlah masing-masing Rp807 miliar.

Sedangkan pembelian bersih saham pada Agustus 2023 sebesar Rp510 miliar atau mengalami peningkatan dibandingkan Juli 2023 sebesar Rp459 miliar, kata Yusri.

Yusri juga menyebutkan nilai penjualan reksa sana oleh agen penjual efek reksa dana di Aceh mengalami peningkatan sepanjang Juni dan Juli 2023. Nilai penjualan reksa dana pada Juli 2023 sebesar Rp917 miliar atau meningkat 39,02 persen dari Juni 2023 sebesar Rp659 miliar.

"Kami terus mendorong perusahaan di Aceh memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif pendanaan, baik sebagai emiten di bursa maupun melalui urun dana atau securities crowd funding," kata Yusri.
 

Sebelumnya, OJK mendorong UMKM di Aceh memanfaatkan layanan urun dana atau securities crowd funding dari pasar modal guna mengembangkan usaha.

"Layanan urun dana ini merupakan akses yang diberikan agar UMKM bisa mendapatkan pembiayaan usaha dari pasar modal," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi.

Ia mengatakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki fungsi strategis dalam dalam pertumbuhan ekonomi nasional. UMKM memberi kontribusi terhadap produk domestik bruto mencapai 65 persen secara nasional.

Oleh karena itu, OJK berkomitmen memperluas akses UMKM ke pasar modal. Dengan layanan urun dana atau securities crowdfunding tersebut diharapkan akan memudahkan UMKM mendapatkan permodalan untuk mengembangkan usaha.

Di Aceh, baru satu UMKM diberi izin sebagai penerbit saham atau obligasi dengan skema urun dana. Sedangkan dana yang terhimpun melalui skema SCF tersebut mencapai Rp601 juta. Dana tersebut dihimpun dari 131 pemodal.

Sedangkan secara nasional sudah ada 451 UMKM yang diberi izin sebagai penerbit obligasi atau saham urun dana dengan 161 ribu pemodal. Sedang dana yang terhimpun hampir mencapai Rp1 triliun.

"Pembiayaan urun dana ini maksimal Rp10 miliar. Kami terus menyosialisasikan pembiayaan UMKM melalui layanan urun dana ini, sehingga berdampak pada pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat," kata Inarno Djajadi.

Baca juga: OJK: Kinerja jasa keuangan di Aceh tumbuh positif

Pewarta: M.Haris Setiady Agus

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023