Salah satu hasil perkebunan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yakni buah durian yang kini memasuki musim panen tidak hanya digemari pasar lokal, tapi juga sampai ke Medan, Sumatera Utara.
     
"Hasil panen buah durian yang ada saat ini tidak hanya di pasarkan di dalam wilayah Kabupateb saja, tapi juga sampai ke Medan melalui agen yang memborong hasil perkebunan itu pada petani," kata Keuchik Gampong Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya, M Ali di Blangpidie, Jumat. 
     
Ia menjelaskan panen durian yang kini sedang berlangsung di daerah tersebut memberikan dampak positif terhadap pendapatan masyarakat di daerah sekitar, terutama yang memiliki kebun durian di kawasan pegunungan.
     
"Sejak sepekan terakhir warga gampong saya sibuk membersihkan kebun di kawasan gunung. Mereka membuat gubuk-gubuk sederhana untuk tempat mereka berteduh menunggu buah durian jatuh dari pohonnya," ujar Ali.

Baca juga: Distanbun: Varietas lokal Aceh banyak diusulkan jadi unggulan nasional
.
Menurut dia selama musim durian tersebut di gampongnya banyak hilir mudik kendaraan bermotor dikawasan gunung, baik pemilik kebun dan juga para pembeli yang datang langsung ke lokasi kebun durian milik petani. 
     
Ia mengatakan musim panen durian tersebut memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitar sehingga upaya merawat dan menjaga kebun durian itu terus dilakukan secara berkelanjutan oleh masing-masing pemilik kebun.
     
"Musim panen durian ini sebenarnya juga bisa menjadi bagian dari wisata, di mana para pencinta durian khususnya dapat membeli dan menikmati langsung durian di kebun milik petani," katanya.
 
Ia juga mengatakan, untuk harga buah durian dijual petani kepada pedagang cukup bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per buah, tergantung ukuran besar kecilnya buah durian. 
 
Amatan di lapangan khususnya di Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya terlihat anak-anak kecil hingga pemuda memanggul buah durian untuk dibawa pulang dari kebun mereka di gunung. 

Hasil panen durian setiap pagi rata-rata diangkut lima truk colt diesel kapasitas 10 ton.
 
Mereka memanggul buah durian dari kebun dengan berjalan kaki melintasi sungai hingga menembus hutan, yang di kiri kanannya terdapat tebing curam dan terjal, di kawasan gunung desa itu. 
 
Arsal, salah seorang petani yang ditemui dilokasi mengatakan, memanggul buah durian memang melelahkan tapi sangat mengaikkan saat dijual ke pedagang. 
 
"Aktivitas anak-anak dan orang dewasa panggul buah durian di kawasan kebun sudah menjadi hal biasa ketika tiba musim panen buah durian," tuturnya.

Baca juga: Durian Gayo semakin diminati hingga ke pasar Jakarta

Pewarta: Suprian

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023