Badan Pusat Statistik (BPS) Banda Aceh mencatat jumlah petani generasi muda atau milenial di ibu kota provinsi Aceh berdasarkan hasil pencacahan Sensus Pertanian (ST) 2023 tahap pertama mencapai 797 orang. 

"Untuk petani milenial berumur 19–39 tahun, baik menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital, ada sebanyak 507 atau 28,20 persen dari total petani di Kota Banda Aceh yang sebanyak 1.798 orang," kata Kepala BPS Banda Aceh Mughlisuddin, di Banda Aceh, Selasa.

Dirinya menyampaikan, petani milenial ini sendiri dapat didefinisikan sebagai petani yang masih berumur 19-39 tahun dan/atau petani adaptif terhadap teknologi digital.

"Teknologi digital ini mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan," ujarnya. 

Baca juga: BPS: Usaha pertanian di Banda Aceh didominasi UTP

Mughlis menyebutkan, adapun jumlah petani milenial berumur 19–39 tahun paling banyak berada di Kecamatan Syiah Kuala sebanyak 137 orang, diikuti Kecamatan Meuraxa sebanyak 85 orang, Kecamatan Jaya Baru sebanyak 64 orang, dan Kecamatan Ulee Kareng 63 orang. 

"Sisanya Kecamatan Kuta Raja sebanyak 38 orang, Kecamatan Lueng Bata 34 orang, Kecamatan Banda Raya sebanyak 33 orang, Kecamatan Kuta Alam sebanyak 30 orang, dan Kecamatan Baiturrahman sebanyak 23 orang," katanya. 

Berdasarkan hasil pencacahan ST 2023, petani milenial di Banda Aceh cenderung tidak menggunakan teknologi digital, jumlahnya sebanyak 50,82 persen, sedangkan petani milenial yang menggunakan teknologi digital tercatat 12,80 persen.

Adapun petani yang paling banyak menggunakan teknologi digital adalah dari kelompok berumur lebih dari 39 tahun yang jumlahnya mencapai 290 orang atau 16,13 persen dari total petani. 

Di sisi lain, berdasarkan jenis kelaminnya, petani milenial masih didominasi oleh laki-laki yaitu sebesar 78,04 persen atau 622 orang dari total petani milenial, sedangkan perempuan 21,96 persen atau 175 orang. 

Dirinya menambahkan, data petani milenial tersebut dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital.

"Diharapkan pendataan ini dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan," demikian Mughlisuddin. 

Baca juga: Aceh Jaya terkendala sistem penginputan data pertanian ke RDKK
 

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023