Dinas Kelautan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Lhokseumawe menyebut hasil tangkapan ikan nelayan setempat sebanyak 4.657 ton dengan nilai jual Rp12,8 miliar berdasarkan data periode Januari-Juni 2023, namun capaian itu lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Kepala Bidang Perikanan DKPPP Kota Lhokseumawe Noviyanti Rahmi di Lhokseumawe, Sabtu, mengatakan hasil tangkapan ikan nelayan setempat pada periode yang sama tahun 2022 sebanyak 5.997 ton dengan nilai jual Rp14,6 miliar.

Berkurangnya hasil tangkapan ikan itu disebabkan beberapa faktor, di antaranya berkurangnya jumlah nelayan kapasitas besar hingga pengaruh cuaca. 

"Selain nelayan, faktor iklim juga berpengaruh hingga menyebabkan ikan sulit didapat dan nelayan pun lebih susah melaut," katanya.

Pada tahun ini, jumlah nelayan di perairan Lhokseumawe sebanyak 1.007 orang atau berkurang sebanyak 197 orang dibanding tahun lalu mencapai 1.204 orang.

Nelayan tersebut tersebar di Kecamatan Banda Sakti sebanyak 451 orang, kemudian 158 orang di Muara Satu, dan 94 orang Muara Dua serta 304 nelayan di Blang Mangat.

Pengurangan jumlah tersebut disebabkan adanya nelayan yang beralih profesi dan juga nelayan meninggal dunia, katanya.

Ia menambahkan, hasil tangkapan nelayan pada tahun ini didominasi jenis ikan cakalang sebanyak 2.414 ton, ikan layang 923 ton, ikan tongkol 372 ton, dan ikan tuna sekitar 592 ton.

Nelayan setempat menangkap ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia atau WPPNRI 571 yang berada di perairan Selat Malaka. 

Kata dia, nelayan berlayar hingga 14 jam, tergantung kondisi pasang surut laut dan hasilnya tangkapan tersebut dipasok ke pasar lokal Lhokseumawe dan penjual ikan keliling.

“Rata-rata jumlah kapal yang menangkap ikan setiap bulannya berkisar antara 50 hingga 80 unit dengan bobot 10 sampai 60 gross ton (GT)," ujarnya.

Penulis: Reskana Kamal, mahasiswa Universitas Malikussaleh

Pewarta: Redaksi Antara Aceh

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023