Dinas Pertanian (Distan) Aceh Besar mendorong petani jagung di kabupaten itu agar dapat memanfaatkan teknologi atau mesin untuk melakukan dryer (pengeringan) supaya hasilnya lebih baik dan berkualitas.
"Masih banyak petani yang belum tahu keberadaan dryer/pengering di wilayahnya. Karena itu kita terus mendorong dan mensosialisasikan kepada petani," kata kata Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian Aceh Besar, Rita Aulia, di Aceh Besar, Selasa.
Mesin pengering merupakan salah satu sarana mekanisasi pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mengeringkan jagung hasil panen.
Kata Rita, mesin pengering siap menampung produksi jagung, hanya saja petani setempat belum banyak yang mengetahui tentang pabrik tersebut. Hal itu karena selama ini petani masih berorientasi menjual langsung hasil panen.
Selain itu, berdasarkan amatannya, petani juga masih enggan memanfaatkan dryer karena masalah biaya tambahan untuk penggunaannya. Selain itu, kapasitas pengering besar juga menyulitkan petani dengan lahan terbatas.
"Jadi paling yang masalah dalam pemanfaatan dryer, petani perlu biaya tambahan untuk penggunaan, sehingga mereka memilih pengeringan dengan matahari. Ada juga yang bilang kapasitas dryer yang besar juga menyulitkan, kekurangan bahan baku," ujarnya.
Upaya mengatasi permasalahan tersebut, lanjut Rita, pihaknya terus meningkatkan sosialisasi kepada petani mengenai cara kerja, biaya operasional, manfaat serta keuntungan dari penggunaan mesin pengering. Terutama terhadap mereka yang belum memahaminya.
"Kemudian, bagi yang sudah tahu mungkin belum yakin dengan cara kerjanya, atau takut jagungnya jadi gosong dan tidak bisa tumbuh lagi," katanya.
Rita menambahkan, selain sosialisasi, perlu melakukan kegiatan kunjungan ke tempat pengeringan yang sudah berjalan, sehingga para petani bisa melihat langsung bagaimana cara kerja serta hasilnya.
Ia menuturkan, berdasarkan laporan dari penyuluh pertanian, upaya khusus terkait pendidikan petani mengenai dryer itu salah satunya dengan menyediakan mesin pengering dan penggiling, timbangan digital, rumah mesin, tempat penyimpanan memadai, serta pendampingan berkelanjutan.
Sehingga, langkah itu dapat memberikan informasi utuh kepada petani bahwa penggunaan mekanisasi pertanian dapat menekan biaya produksi serta dapat menurunkan susut hasil.
"Penggunaan dryer menghasilkan produksi yang baik, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Karena itu, sosialisasi pemanfaatan pabrik akan terus kita tingkatkan," ujarnya.
Dirinya menambahkan, sejauh ini mesin pengering di kalangan petani dan penyuluh di Aceh Besar, dan masih sangat minim dan terbatas.
Bahkan, milik perusahaan yang sudah sempat beroperasi di kawasan Blang Bintang Aceh Besar juga sudah tidak aktif lagi sejak beberapa waktu lalu. Karena itu, diharapkan adanya bantuan pemerintah terkait kondisi tersebut.
"Kita sangat mengharapkan adanya antara bantuan dari pemerintah, atau inisiatif dari masing-masing petani secara bersamaan," demikian Rita Aulia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Masih banyak petani yang belum tahu keberadaan dryer/pengering di wilayahnya. Karena itu kita terus mendorong dan mensosialisasikan kepada petani," kata kata Kabid Penyuluhan Dinas Pertanian Aceh Besar, Rita Aulia, di Aceh Besar, Selasa.
Mesin pengering merupakan salah satu sarana mekanisasi pertanian yang dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mengeringkan jagung hasil panen.
Kata Rita, mesin pengering siap menampung produksi jagung, hanya saja petani setempat belum banyak yang mengetahui tentang pabrik tersebut. Hal itu karena selama ini petani masih berorientasi menjual langsung hasil panen.
Selain itu, berdasarkan amatannya, petani juga masih enggan memanfaatkan dryer karena masalah biaya tambahan untuk penggunaannya. Selain itu, kapasitas pengering besar juga menyulitkan petani dengan lahan terbatas.
"Jadi paling yang masalah dalam pemanfaatan dryer, petani perlu biaya tambahan untuk penggunaan, sehingga mereka memilih pengeringan dengan matahari. Ada juga yang bilang kapasitas dryer yang besar juga menyulitkan, kekurangan bahan baku," ujarnya.
Upaya mengatasi permasalahan tersebut, lanjut Rita, pihaknya terus meningkatkan sosialisasi kepada petani mengenai cara kerja, biaya operasional, manfaat serta keuntungan dari penggunaan mesin pengering. Terutama terhadap mereka yang belum memahaminya.
"Kemudian, bagi yang sudah tahu mungkin belum yakin dengan cara kerjanya, atau takut jagungnya jadi gosong dan tidak bisa tumbuh lagi," katanya.
Rita menambahkan, selain sosialisasi, perlu melakukan kegiatan kunjungan ke tempat pengeringan yang sudah berjalan, sehingga para petani bisa melihat langsung bagaimana cara kerja serta hasilnya.
Ia menuturkan, berdasarkan laporan dari penyuluh pertanian, upaya khusus terkait pendidikan petani mengenai dryer itu salah satunya dengan menyediakan mesin pengering dan penggiling, timbangan digital, rumah mesin, tempat penyimpanan memadai, serta pendampingan berkelanjutan.
Sehingga, langkah itu dapat memberikan informasi utuh kepada petani bahwa penggunaan mekanisasi pertanian dapat menekan biaya produksi serta dapat menurunkan susut hasil.
"Penggunaan dryer menghasilkan produksi yang baik, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Karena itu, sosialisasi pemanfaatan pabrik akan terus kita tingkatkan," ujarnya.
Dirinya menambahkan, sejauh ini mesin pengering di kalangan petani dan penyuluh di Aceh Besar, dan masih sangat minim dan terbatas.
Bahkan, milik perusahaan yang sudah sempat beroperasi di kawasan Blang Bintang Aceh Besar juga sudah tidak aktif lagi sejak beberapa waktu lalu. Karena itu, diharapkan adanya bantuan pemerintah terkait kondisi tersebut.
"Kita sangat mengharapkan adanya antara bantuan dari pemerintah, atau inisiatif dari masing-masing petani secara bersamaan," demikian Rita Aulia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024