Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut angka pengangguran di Provinsi Aceh berkurang sebanyak 4.760 orang pada periode Februari 2023 - Februari 2024, sehingga saat ini angka pengangguran di Aceh sebanyak 145 ribu orang.
“Terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.431 orang sepanjang periode Februari 2023 – Februari 2024,” kata Kepala BPS Aceh Ahmadriswa Nasution di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan penduduk usia kerja di Aceh per Februari 2024 sebanyak 4,05 juta orang, atau mengalami kenaikan sebanyak 61 ribu orang dibanding Februari 2023. Sebagai besar mereka merupakan angkatan kerja yaitu 2,60 juta dan 1,45 juta orang bukan angkatan kerja.
“Komposisi angkatan kerja pada Februari 2024, sebanyak 2,45 juta orang penduduk yang bekerja dan 145 ribu orang yang menganggur,” ujarnya.
Baca juga: BPVP bantu kurangi angka pengangguran di Aceh
Penurunan pengangguran selama selama setahun terakhir juga sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,56 persen pada Februari 2024, atau turun 0,19 persen dibanding Februari 2023 sebesar 5,74 persen.
Sementara untuk tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Aceh terjadi penurunan menjadi 64,15 persen pada Februari 2024 dibanding Februari 2023 yang mencapai 65,12 persen.
Kata dia, TPAK kelompok laki-laki jauh lebih besar daripada TPAK kelompok perempuan, di antaranya kelompok laki-laki sebesar 81,33 persen dan perempuan 47,05 persen.
“Selama setahun terakhir, penurunan TPAK lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki,” ujarnya.
Ia menambahkan, sektor pertanian masih menjadi lapangan usaha yang paling besar menyerap tenaga kerja di Aceh, yakni sebesar 38,07 persen dan sektor perdagangan sebesar 16,19 persen. Namun belum menjadi lapangan usaha yang terbesar menyerap tenaga kerja dalam setahun terakhir.
“Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, seirama degan share sektor pertanian terhadap pertumbuhan (ekonomi) Aceh. Sektor pertanian ini menjadi solusi dalam penyerapan tenaga kerja di Aceh,” ujarnya.
Sementara untuk periode Februari 2023 – Februari 2024 atau setahun terakhir, lapangan usaha yang paling besar terjadi peningkatan tenaga kerja yakni sektor pendidikan 1,47 persen, administrasi pemerintahan 1,20 persen serta akomodasi dan makan minum sebesar 0,71 persen.
“Sektor sektor pertanian sebesar 0,60 persen dan perdagangan 0,30 persen,” ujarnya.
Jika dilihat dari status pekerjaan utama, maka mayoritas warga Tanah Rencong itu bekerja sebagai buruh, karyawan atau pekerja dibayar sebesar 31,80 persen, dan kemudian berusaha sendiri sebesar 23,86 persen.
Adapun untuk proporsi pekerja formal yakni mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan buruh, pegawai atau karyawan sebesar 36,81 persen. Sedangkan pekerja informal yakni mereka yang berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas atau pekerja tidak dibayar sebesar 63,19 persen.
“Proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan formal mengalami peningkatan selama Februari 2023 – Februari 2024, utamanya didorong oleh meningkatnya pekerja dengan status buruh, karyawan atau pegawai,” ujarnya.
Baca juga: Geupekong, program Pj Bupati Aceh Jaya tingkatkan ekonomi rakyat
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.431 orang sepanjang periode Februari 2023 – Februari 2024,” kata Kepala BPS Aceh Ahmadriswa Nasution di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan penduduk usia kerja di Aceh per Februari 2024 sebanyak 4,05 juta orang, atau mengalami kenaikan sebanyak 61 ribu orang dibanding Februari 2023. Sebagai besar mereka merupakan angkatan kerja yaitu 2,60 juta dan 1,45 juta orang bukan angkatan kerja.
“Komposisi angkatan kerja pada Februari 2024, sebanyak 2,45 juta orang penduduk yang bekerja dan 145 ribu orang yang menganggur,” ujarnya.
Baca juga: BPVP bantu kurangi angka pengangguran di Aceh
Penurunan pengangguran selama selama setahun terakhir juga sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,56 persen pada Februari 2024, atau turun 0,19 persen dibanding Februari 2023 sebesar 5,74 persen.
Sementara untuk tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Aceh terjadi penurunan menjadi 64,15 persen pada Februari 2024 dibanding Februari 2023 yang mencapai 65,12 persen.
Kata dia, TPAK kelompok laki-laki jauh lebih besar daripada TPAK kelompok perempuan, di antaranya kelompok laki-laki sebesar 81,33 persen dan perempuan 47,05 persen.
“Selama setahun terakhir, penurunan TPAK lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki,” ujarnya.
Ia menambahkan, sektor pertanian masih menjadi lapangan usaha yang paling besar menyerap tenaga kerja di Aceh, yakni sebesar 38,07 persen dan sektor perdagangan sebesar 16,19 persen. Namun belum menjadi lapangan usaha yang terbesar menyerap tenaga kerja dalam setahun terakhir.
“Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, seirama degan share sektor pertanian terhadap pertumbuhan (ekonomi) Aceh. Sektor pertanian ini menjadi solusi dalam penyerapan tenaga kerja di Aceh,” ujarnya.
Sementara untuk periode Februari 2023 – Februari 2024 atau setahun terakhir, lapangan usaha yang paling besar terjadi peningkatan tenaga kerja yakni sektor pendidikan 1,47 persen, administrasi pemerintahan 1,20 persen serta akomodasi dan makan minum sebesar 0,71 persen.
“Sektor sektor pertanian sebesar 0,60 persen dan perdagangan 0,30 persen,” ujarnya.
Jika dilihat dari status pekerjaan utama, maka mayoritas warga Tanah Rencong itu bekerja sebagai buruh, karyawan atau pekerja dibayar sebesar 31,80 persen, dan kemudian berusaha sendiri sebesar 23,86 persen.
Adapun untuk proporsi pekerja formal yakni mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan buruh, pegawai atau karyawan sebesar 36,81 persen. Sedangkan pekerja informal yakni mereka yang berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas atau pekerja tidak dibayar sebesar 63,19 persen.
“Proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan formal mengalami peningkatan selama Februari 2023 – Februari 2024, utamanya didorong oleh meningkatnya pekerja dengan status buruh, karyawan atau pegawai,” ujarnya.
Baca juga: Geupekong, program Pj Bupati Aceh Jaya tingkatkan ekonomi rakyat
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024