Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Angka ketimpangan pengeluaran penduduk diukur dengan gini ratio atau rasio gini di Aceh pada Maret tahun ini tercatat sebesar 0,329 poin.

"Gini ratio kita, Maret 2017 sebesar 0,329 poin. Angka ini turun 0,012 poin dibanding Maret 2016 tercatat 0,341 poin," ucap Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyuddin di Banda Aceh, Kamis.

Ia melanjutkan, secara umum gini ratio di provinsi terletak pada wilayah bagian paling Utara di Pulau Sumatera tersebut bersifat fluktuatif.

Ketimpangan pengeluaran penduduk di Aceh selalu berada di antara angka 0,32 poin hingga 0,34 poin terutama setelah peristiwa tsunami akhir tahun 2004.

Seperti di September 2010 gini ratio tercatat 0,30 poin, lalu di Maret 2011 mengalami peningkatan 0,33 poin dan seterusnya, hingga mengalami lonjakan di September 2015 sebesar 0,34 poin.

Menurun pada Maret tahun 2016 sebesar 0,33 poin, dan mengalami peningkatan di September 2015 tercatat sebesar 0,34 poin.

"Upaya untuk menurunkan ketimpangan pengeluaran, bukan lah suatu hal yang mudah. Karena membutuhkan rencana jangka panjang," terangnya.

"Contoh di Maret 2017, gini ratio di Aceh berada pada urutan ke delapan terkecil dari seluruh provinsi se-Indonesia," ujar Wahyuddin.

Pihaknya juga menghitung distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah sebesar 20,33 persen di Maret 2017.

Bila dirinci menurut wilayah, dia menyebut, maka di daerah perkotaan di Aceh dengan angkanya tercatat 19,08 persen, dan di daerah perdesaan angkanya sebesar 22,07 persen.

"Memang ketimpangan terjadi di kota jauh lebih buruk, dibandingkan di desa. Persoalannya karena gap, antara masyarakat bawah dan kelas atas di kota itu lebar sekali," ungkapnya.

Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, berdasarkan data gini ratio di seluruh provinsi dengan angka rata-rata terhitung hingga Maret 2017 tercatat sebesar 0,393 poin.

Angka ini menurun 0,001 poin jika dibandingkan dengan September  2016 yang mencapai 0,394 poin. Jika dibandingkan gini ratio di Maret 2016, maka angka ini turun sebesar 0,004 poin.

"Gini ratio Maret 2017 sebesar 0,393. Jika dibandingkan September 2016 sebesar 0,394," kata dia.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini pemerintah fokus menggenjot pertumbuhan ekonomi domestik menjadi lebih tinggi. Selain juga fokus dalam upaya mengurangi ketimpangan pengeluaran penduduk.

Di tahun 2018, pemerintah telah menargetkan gini ratio mencapai 0,38 persen dan melakukan berbagai penekanan, sebagai upaya untuk mengurangi ketimpangan antar kelompok pendapatan.

"Kalau gini ratio di atas 0,4 ada anggapan ketimpangan perlu diatasi. Kalau di bawah itu, bisa ditoleransi. Sekarang meski sudah di bawah 0,4, tapi masih mepet. Ini masih harus jadi perhatian," tutur Bambang.



Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017