Seorang imigran etnis Rohingya yang mendarat di Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, mengaku membayar Rp32 juta per orang untuk menaiki kapal dari Myanmar ke Indonesia.
"Dari Myanmar ke negara Indonesia 10 ribu ringgit atau setara Rp32 juta. Itu hanya ke Indonesia. Jika ke Malaysia, kami harus membayar lagi 2.000 ringgit per orang," kata M Johar (25), imigran etnis Rohingya, dengan bahasa Inggris, di Aceh Timur, Jumat.
M Johar juga mengaku Rp32 juta per orang tersebut tarif untuk remaja dan dewasa. Sedangkan untuk anak-anak 5.000 ringgit atau setara Rp17 jutaan.
"Uang tersebut awalnya dikumpul terlebih dahulu, setelah terkumpul, baru diserahkan ke agen sebelum berangkat menuju ke Indonesia," kata M Johar.
Baca juga: Menguak kasus perdagangan orang di fenomena pengungsi Rohingya di Aceh
M Johar mengatakan mereka berlayar selama 21 hari di laut untuk sampai ke Indonesia.
Ia berangkat bersama kakaknya bernama Asma. Namun Asma meninggal dunia di laut karena tidak bisa berenang setelah kapal yang mereka tumpangi memaksakan untuk turun.
"Kami diturunkan sekitar 13 mil dari bibir pantai. Kakak saya meninggal dunia karena tidak bisa berenang dan juga terkena karang laut sehingga kepalanya luka dan berdarah," kata M Johar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur Munawir mengatakan kondisi puluhan imigran etnis Rohingya tersebut dalam keadaan baik.
"Mereka hanya mengalami dehidrasi dan luka-luka ringan akibat mungkin saat turun dari kapal," kata Munawir.
Sebelumnya, sebanyak 91 imigran etnis Rohingya ditemukan mendarat di pesisir pantai Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Sedangkan enam orang lainnya ditemukan meninggal dunia.
Puluhan imigran etnis Rohingya ditemukan mendarat pada Kamis (31/10) sekira pukul 04.00 WIB. Puluhan imigran etnis Rohingya tersebut diturunkan dari kapal. Selanjutnya, mereka berenang ke pantai Desa Meunasah Hasan.
Baca juga: 91 Rohingya di Aceh Timur direlokasi ke penampungan
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
"Dari Myanmar ke negara Indonesia 10 ribu ringgit atau setara Rp32 juta. Itu hanya ke Indonesia. Jika ke Malaysia, kami harus membayar lagi 2.000 ringgit per orang," kata M Johar (25), imigran etnis Rohingya, dengan bahasa Inggris, di Aceh Timur, Jumat.
M Johar juga mengaku Rp32 juta per orang tersebut tarif untuk remaja dan dewasa. Sedangkan untuk anak-anak 5.000 ringgit atau setara Rp17 jutaan.
"Uang tersebut awalnya dikumpul terlebih dahulu, setelah terkumpul, baru diserahkan ke agen sebelum berangkat menuju ke Indonesia," kata M Johar.
Baca juga: Menguak kasus perdagangan orang di fenomena pengungsi Rohingya di Aceh
M Johar mengatakan mereka berlayar selama 21 hari di laut untuk sampai ke Indonesia.
Ia berangkat bersama kakaknya bernama Asma. Namun Asma meninggal dunia di laut karena tidak bisa berenang setelah kapal yang mereka tumpangi memaksakan untuk turun.
"Kami diturunkan sekitar 13 mil dari bibir pantai. Kakak saya meninggal dunia karena tidak bisa berenang dan juga terkena karang laut sehingga kepalanya luka dan berdarah," kata M Johar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur Munawir mengatakan kondisi puluhan imigran etnis Rohingya tersebut dalam keadaan baik.
"Mereka hanya mengalami dehidrasi dan luka-luka ringan akibat mungkin saat turun dari kapal," kata Munawir.
Sebelumnya, sebanyak 91 imigran etnis Rohingya ditemukan mendarat di pesisir pantai Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh. Sedangkan enam orang lainnya ditemukan meninggal dunia.
Puluhan imigran etnis Rohingya ditemukan mendarat pada Kamis (31/10) sekira pukul 04.00 WIB. Puluhan imigran etnis Rohingya tersebut diturunkan dari kapal. Selanjutnya, mereka berenang ke pantai Desa Meunasah Hasan.
Baca juga: 91 Rohingya di Aceh Timur direlokasi ke penampungan
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024