Banda Aceh (ANTARA) - Mahasiswa yang tergabung dalam Centre for Indonesian Medical Student Activities Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (USK) melatih ibu-ibu di Banda Aceh mendeteksi stunting.
Azfalurrahman Zaki, mahasiswa Fakultas Kedokteran USK yang juga koordinator kegiatan, di Banda Aceh, Minggu, mengatakan pelatihan tersebut merupakan bagian dari program tuntas (tumbuh tanpa stunting) Centre for Indonesian Medical Student Activities Fakultas Kedokteran USK.
"Pelatihan ini merupakan upaya kami meningkatkan kapasitas ibu-ibu mendeteksi stunting. Pelatihan diikuti para ibu kader PKK Gampong Punge Jurong, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh," kata Azfalurrahman Zaki.
Baca juga: Mahasiswa USK edukasi kaum ibu cegah stunting
Pelatihan deteksi stunting, kata dia, di antaranya melalui pengukuran tubuh. Pengukuran tubuh meliputi tinggi badan dan berat badan berdasarkan usia si anak. Dari deteksi melaluinya pengukuran tubuh tersebut dapat disimpulkan secara kasat mata apakah si anak dengan kondisi stunting atau tidak.
"Selain pelatihan deteksi stunting, kami juga mengedukasi ibu-ibu membangun perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat ini juga menjadi faktor pencegahan stunting," katanya.
Azfalurrahman Zaki mengatakan pelatihan deteksi stunting dan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat merupakan lanjutan program tuntas mahasiswa Fakultas Kedokteran USK. Sebelumnya, mereka mengedukasi ibu-ibu di desa tersebut membuat makanan bergizi dalam upaya mencegah stunting
Menurut dia, edukasi tersebut diberikan karena kekhawatiran mahasiswa Fakultas Kedokteran USK terhadap masih tingginya angka stunting di Kota Banda Aceh. Berdasarkan data, prevalensi stunting di ibu kota Provinsi Aceh tersebut pada 2023 mencapai 21,7 persen.
Azfalurrahman Zaki menambah program tuntas tersebut nantinya berkelanjutan. Kaum ibu yang mendapatkan edukasi akan dijadikan asesor atau instruktur bagi ibu lainnya dalam upaya mencegah stunting, tidak hanya di desanya, tetapi juga di wilayah lainnya.
"Selanjutnya, ibu-ibu yang kami edukasi dan latih ini menjadi binaan kami dalam mencegah dan menurunkan angka stunting maupun kekurangan gizi serta meningkatkan kesehatan anak-anak," kata Azfalurrahman Zaki.
Sebelumnya, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Gampong Punge Jurong Nurul Rizky Nanda mengapresiasi pengabdian mahasiswa dalam memberikan edukasi kepada ibu-ibu dalam mencegah stunting.
"Edukasi ini menambah pengetahuan dan pemahaman kami dalam mendeteksi dan mencegah stunting. Kami berharap program ini berlanjut karena ini penting meningkatkan kapasitas kaum ibu terkait penanganan," kata Nurul Rizky Nanda.
Baca juga: BKKBN Aceh targetkan 38.004 anak asuh untuk atasi stunting pada 2025