Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (MIPA) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menggelar International Conference on Biology and Environmental Sciences (ICEBES) 2024, dengan menghadirkan para peneliti dunia yang membahas tentang keberlanjutan biodiversitas dan tantangan perubahan iklim sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
“Ini merupakan konferensi pertama yang kita selenggarakan dari Departemen Biologi FMIPA, yang didukung juga oleh Konsorsium Biologi Indonesia,” kata Ketua Panitia ICEBES 2024 Essy Harnelly S di Banda Aceh, Rabu.
Konferensi biologi perdana ini mengangkat tema “Aligning Biodiversity and Climate Initiatives for a Sustainable Future,” yakni untuk menyelaraskan biodiversitas atau keanekaragaman hayati dan inisiatif iklim untuk masa depan yang berkelanjutan.
Pada konferensi ini, pihaknya mengumpulkan ilmuwan, peneliti dari berbagai negara, serta praktisi, penggiat lingkungan dan mahasiswa dalam satu wadah yang membahas terkait biodiversitas dan ilmu lingkungan dengan berbagai tantangan masa depan.
“Konferensi ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, akademisi, dan juga bagi masyarakat umumnya yang fokus dengan biologi dan environmental sciences,” ujarnya.
Essy menambahkan pihaknya memilih tema tersebut dengan melihat tantangan masa depan terkait keberlanjutan biodiversitas dan perubahan iklim. Oleh karena itu, para pakar, akademisi, mahasiswa, dan praktisi akan berbagi ilmu, pengetahuan, pengalaman, melalui penelitian dalam upaya menjawab tantangan tersebut.
Baca: USK Banda Aceh kukuhkan empat guru besar
“Artinya, kita ingin menggabungkan antara biodiversitas, terus juga kita ingin mulai memperhatikan tentang perubahan iklim dengan tujuan masa depan lingkungan yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Adapun peneliti biologi dan lingkungan yang menjadi keynote speaker seperti Assoc Prof Dr Muh Izzuddin Syakir Ishak dari School of Industrial Technology Universiti Sains Malaysia, Malaysia, Prof Dr Iskandar Z Siregar dari Departement of Silviculture, Faculty of Forestry dan Environment IPB University, Indonesia dan Prof Dr Suhartono dari Departement of Biologi, Faculty of Mathematics and Natural Sciences USK, Indonesia.
Kemudian, invited speaker di antaranya Chihjen Ko dari The Global Biodeversity Information Facility (GBIF) Regional Asia, Taiwan, Marius R M Ekue PhD dari Alliance of Biodeversity International and CIAT, Cameroon, Dr Lindsay F Banin dari UK Centre for Ecology & Hydrology United Kingdom, dan Rudi Putra dari Leuser Conservation Forum, Indonesia.
Dalam konferensi ini, lanjut Essy, juga terdapat sebanyak 50 peserta yang telah lolos seleksi guna mempresentasikan hasil penelitian masing-masing yang telah disiapkan. Konferensi ini berlangsung secara luar jaringan (luring) maupun dalam jaringan (daring).
“Ini event baik sekali. Harapannya akan berlanjut secara berkala yang membawa tema yang sangat relevan dengan biologi dan lingkungan,” ujarnya.
Baca: USK gelar konferensi internasional bahas perikanan era ekonomi biru
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Ini merupakan konferensi pertama yang kita selenggarakan dari Departemen Biologi FMIPA, yang didukung juga oleh Konsorsium Biologi Indonesia,” kata Ketua Panitia ICEBES 2024 Essy Harnelly S di Banda Aceh, Rabu.
Konferensi biologi perdana ini mengangkat tema “Aligning Biodiversity and Climate Initiatives for a Sustainable Future,” yakni untuk menyelaraskan biodiversitas atau keanekaragaman hayati dan inisiatif iklim untuk masa depan yang berkelanjutan.
Pada konferensi ini, pihaknya mengumpulkan ilmuwan, peneliti dari berbagai negara, serta praktisi, penggiat lingkungan dan mahasiswa dalam satu wadah yang membahas terkait biodiversitas dan ilmu lingkungan dengan berbagai tantangan masa depan.
“Konferensi ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, akademisi, dan juga bagi masyarakat umumnya yang fokus dengan biologi dan environmental sciences,” ujarnya.
Essy menambahkan pihaknya memilih tema tersebut dengan melihat tantangan masa depan terkait keberlanjutan biodiversitas dan perubahan iklim. Oleh karena itu, para pakar, akademisi, mahasiswa, dan praktisi akan berbagi ilmu, pengetahuan, pengalaman, melalui penelitian dalam upaya menjawab tantangan tersebut.
Baca: USK Banda Aceh kukuhkan empat guru besar
“Artinya, kita ingin menggabungkan antara biodiversitas, terus juga kita ingin mulai memperhatikan tentang perubahan iklim dengan tujuan masa depan lingkungan yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Adapun peneliti biologi dan lingkungan yang menjadi keynote speaker seperti Assoc Prof Dr Muh Izzuddin Syakir Ishak dari School of Industrial Technology Universiti Sains Malaysia, Malaysia, Prof Dr Iskandar Z Siregar dari Departement of Silviculture, Faculty of Forestry dan Environment IPB University, Indonesia dan Prof Dr Suhartono dari Departement of Biologi, Faculty of Mathematics and Natural Sciences USK, Indonesia.
Kemudian, invited speaker di antaranya Chihjen Ko dari The Global Biodeversity Information Facility (GBIF) Regional Asia, Taiwan, Marius R M Ekue PhD dari Alliance of Biodeversity International and CIAT, Cameroon, Dr Lindsay F Banin dari UK Centre for Ecology & Hydrology United Kingdom, dan Rudi Putra dari Leuser Conservation Forum, Indonesia.
Dalam konferensi ini, lanjut Essy, juga terdapat sebanyak 50 peserta yang telah lolos seleksi guna mempresentasikan hasil penelitian masing-masing yang telah disiapkan. Konferensi ini berlangsung secara luar jaringan (luring) maupun dalam jaringan (daring).
“Ini event baik sekali. Harapannya akan berlanjut secara berkala yang membawa tema yang sangat relevan dengan biologi dan lingkungan,” ujarnya.
Baca: USK gelar konferensi internasional bahas perikanan era ekonomi biru
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024