Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengaku hingga kini terdapat 122 ribu jiwa lebih mengungsi Gunung Agung (3142 mdpl) yang tersebar pada 447 titik di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali.
"Sekarang, evakuasi. Insya Allah, telah selesai dilakukan. Dengan zona aman, 12 kilometer. Data terakhir, ada 122 ribu yang mengungsi di 447 titik pengungsian," ucapnya di Banda Aceh, Jumat.
Hal tersebut dijelaskan Menteri Khofifah usai membuka rapat koordinasi daerah Program Keluarga Harapan (PKH) tahun 2017 di Provinsi Aceh.
Khofifah berkata, pihaknya telah menghitung kebutuhan beras untuk masyarakat Bali yang hidup di tenda pengungsi akibat kegempaan vulkanik Gunung Agung terus meningkat.
Mensos menyebut, cadangan beras pemerintah saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengungsi karena tersedia 290 ribu ton.
"Dari 122 ribu jiwa, maka hitung-hitungan kami hampir 40 ton beras dalam sehari. Cadangan beras kita cukup, baik estimasi pasar atau ketika terjadi tanggap darurat seperti sekarang," ujar dia.
Menteri juga mengatakan, pihaknya terus melakukan "update" atau memperbarui data jumlah titik pengungsian karena pengungsi kian bertambah.
"Kalau saya terus update (perbaharui) dari grup, kita punya posisi hingga jam enam pagi tadi. Updatenya setiap enam jam. Kalau jam enam pagi tadi, itu masih ada gempa-gempa kecil dan tetap ada," tutur Khofifah.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, menyatakan. potensi Gunung Agung meletus tetap tinggi sesuai tanda-tanda yang muncul dari hasil pengamatan di pos pantau di wilayah Rendang, Karangasem.
"Mengenai waktu kapan erupsi atau meletus kami tidak dapat pastikan. Hanya Tuhan yang tahu," ujarnya.
Kasbani menerangkan bahwa setiap gunung memiliki sifat masing-masing yang tidak dapat diprediksi waktu erupsi secara pasti. Terlebih Gunung Agung lama tertidur sampai 54 tahun.
Terkait jumlah kuantitas dan kualitas gempa yang fluktuatif, kadang naik kadang turun, dirinya menegaskan bahwa secara umum tingkat gempa masing sangat tinggi dan potensi letusan pun tetap tinggi.
"Saya tegaskan sekali lagi bahwa potensi letusan atau erupsi masih sangat besar. Masih berada di level empat atau status awas," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017