Blangpidie (ANTARA Aceh) - Para pengusaha kilang padi mulai ramai antri menjual berasnya ke Bulog Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sejak harga pembelian dinaikkan 10 persen oleh pemerintah.

Kepala Bulog Subdivre Blangpidie, Elmar Findra kepada wartawan di Blangpidie, Selasa mengatakan, terhitung sejak Agustus 2017, Bulog telah menaikkan harga pembelian beras 10 persen dari harga sebelumnya Rp7.300 menjadi Rp8.030/kilogram.

"Sejak harga pembelian dinaikkan hampir tiap hari truck berisi beras milik pengusaha kilang padi berjejer panjang di  komplek Bulog kita ini. Mereka antrian jual beras pada kita," katanya.

Elmar berkata, Bulog Subdivre Blangpidie, terletak di Desa Padang Baru, Kecamatan Susoh, Kabupaten Abdya membawahi empat kabupaten/kota di wilayah Aceh bagian selatan dan membutuhkan beras mencapai 589 ton/bulan untuk disalurkan kepada masyarakat kurang mampu khsususnya yang terdaftar sebagai penerima rastra.

"Kebutuhan beras untuk Kabupaten Abdya ini sebanyak 18.525 kilogram/bulan, Aceh Selatan 215.925 kilogram, Kota Subulussalam 75.825 kilogram dan untuk Kabupaten Aceh Singkil sebanyak 117.585/kilogram/bulan. Jadi, selama ini kebutuhan beras itu hampir 90 persen dipasok dari luar Pulau Sumatera," katanya.

Ia berkata lagi, beras yang dipasok dari luar Pulau Sumatera itu terpaksa harus dibersihkan kembali oleh petugas Bulog Blangpidie dengan menggunakan mesin pengilingan beras odong-odong, sebelum disalurkan kepada masyarakat keluarga sejahtera.

"Kita tahu sebagian besar beras kita ini datang dari luar Pulau Sumatera. Jadi tidak tertutup kemungkinan beras ada yang basah ataupun berdebu dalam perjalanan. Makanya harus kita bersihkan dulu dengan menggunakan mesin penggilingan beras odong-odong," ujarnya.

Menurut dia, banyaknya beras yang dipasok dari luar Pulau Sumatera untuk kebutuhan Bulog Blangpidie selama ini karena minimnya serapan beras lokal baik pada musim panen raya gadu maupun pada saat musim panen padi rendengan.

"Selama ini kita telah berusaha sekuat tenaga untuk menyerap beras lokal milik petani di perdesaan melalui pengusaha kilang padi selaku mitra kerja. Namun mereka terkadang tidak mau menjual berasnya pada kita dengan alasan harga pembeliannya murah," katanya.

Namun, lanjut dia, sejak harga pembelian dari Rp7.300 dinaikkan menjadi Rp8.030/kilogram, serapan beras lokal mulai banyak, karena hampir rata-rata pengusaha kilang padi yang ada di Kabupaten Abdya sudah mulai menjual berasnya pada Perum Bulog.

"Insyallah, serapan beras lokal sudah mulai banyak. Hampir tiap hari truck berisi beras berjejer panjang menunggu antrian penjualan dan mudah-mudahan ke depan beras yang kita salurkan untuk masyarakat adalah beras hasil petani kita sendiri," demikian Elmar Findra.


Pewarta: Suprian

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017