Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menyatakan kerusakan infrastruktur dan fasilitas akibat bencana alam banjir bandang, banjir luapan dan tanah longsor di kabupaten setempat mencapai Rp200 miliar lebih.
“Kerusakan paling parah terjadi pada infrastruktur vital seperti jembatan, badan jalan, dan akses menuju permukiman warga yang hingga kini masih terisolir,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekdakab Aceh Barat, Dr Kurdi kepada wartawan di Aceh Barat, Senin (1/12).
Beberapa wilayah di Kecamatan Pante Ceureumen, Woyla Timur, Woyla Barat, Woyla dan Arongan Lambalek hingga saat ini masih belum bisa diakses secara penuh.
Baca juga: BPBD: 30.884 jiwa warga Aceh Barat terdampak banjir bandang dan luapan
Bencana alam juga memutuskan satu unit jembatan gantung di Desa Jambak, Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat sehingga menyebabkan akses warga terhenti total.
Hal yang sama terjadi di Gampong Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat yang hingga kini masih sepenuhnya terisolir.
“Sementara itu, Desa Lawet, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat yang sebelumnya terisolir sudah mulai dapat dijangkau, meski distribusi bantuan masih sangat sulit akibat medan licin dan berlumpur,” katanya menambahkan.
Kurdi mengatakan bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat juga menyebabkan empat unit rumah hanyut, dan tiga unit rumah lainnya mengalami kerusakan berat.
Kondisi lebih memprihatinkan terjadi di Keutambang, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat menyebabkan tujuh unit rumah di beserta kantor desa rusak parah.
“Jalan menuju desa ini juga putus total, membuat proses evakuasi belum dapat dilakukan secara maksimal. Lokasi ini masih terisolir. Tim sedang mencari jalur alternatif,” ujar Kurdi
Sejumlah infrastruktur vital mengalami kerusakan serius antaranya Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat menyebabkan badan jalan terputus sepanjang 50 meter.
Kemudian jembatan gantung di Kecamatan Pante Ceureumen seperti di Desa Canggai rusak berat, dan jembatan gantung di lintas Ketambang-Canggai putus total.
Sedangkan di Sungai Mas, jembatan Tungkop terputus, Jalan Gaseu–Siput sepanjang 38 meter rusak parah sehingga kerusakan ini membuat suplai logistik dan pergerakan tim gabungan menjadi sangat terhambat.
Sekdakab Aceh Barat Kurdi mengatakan seluruh unsur pemerintah daerah, BPBD, TNI/Polri, relawan, dan perangkat desa terus bekerja tanpa henti untuk membuka akses, mengevakuasi warga, dan mempercepat distribusi bantuan.
“Fokus utama saat ini adalah menyelamatkan warga, membuka akses yang terputus, dan mempercepat penyaluran bantuan,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga mengimbau warga tetap waspada karena potensi banjir susulan dan longsor masih dapat terjadi meski curah hujan mulai menurun.
Baca juga: Update Bencana Aceh: Bantuan sampai Sikundo yang terisolir, butuh 8 jam perjalanan
Editor : Febrianto Budi Anggoro
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025