Kutacane (ANTARA Aceh) - Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, masih menguasai ekspor komoditi dari Provinsi Aceh hingga akhir triwulan ketiga tahun 2017 dengan nilai 54,4 juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Hingga triwulan ketiga, pelabuhan ekspor di Aceh cuma 51,47 juta dolar AS, sedangkan melalui provinsi lain 54,4 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin saat dihubungi dari Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Jumat.
Ia menjelaskan, nilai dalam jumlah lebih besar dibanding pelabuhan ekspor di provinsi paling Barat tersebut yakni Pelabuhan Belawan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Data pihaknya menyebut, komoditi terbesar asal diekspor melalui pelabuhan di bagian Utara di Kota Medan, Sumatera Utara ini pada kelompok komoditi kopi, teh, dan rempah-rempah.
Berupa kopi arabica dan robusta beberapa negara dengan negara tujuan terbesar untuk saat ini yakni Amerika Serikat.
Terdapat juga pelabuhan ekspor provinsi yaitu DKI Jakarta, tapi dalam jumlah yang sangat kecil dengan catatan selama periode Januari sampai September 2017 hanya 108.813 ribu dolar AS.
"Ini membuktikan, bahwa masih banyak komoditas asal Aceh yang diekspor melalui pelabuhan lain, terutama kopi yang merupakan komoditas unggulan," katanya.
Wahyudin membandingkan pada triwulan ketiga tahun 2016 tercatat pelabuhan ekspor di Aceh hanya 16 juta dolar AS, sedangkan pelabuhan ekspor di luar Aceh sebesar 19,87 juta dolar AS.
Padahal di Aceh memiliki Pelabuhan Malahayati di Kabupaten Aceh Besar mampu menurunkan biaya logistik dengan beroperasi selama 24 jam untuk menarik minat eksportir menggunakannya.
"Memang ada nilai tambah dari kegiatan ekspor bagi kita, tapi lebih besar diperoleh provinsi luar Aceh. Industri agrobisnis harus Aceh pegang, jangan sampai dikendalikan luar," tegasnya.
Dedi (39), pelaku bisnis kopi mengaku, banyak faktor menjadi penyebab pelaku eksportir kopi dari Aceh seperti infrastruktur yakni pelabuhan dan alat angkut yang membawa komiditi tersebut.
"Hampir seluruh barang atau komoditi dari Aceh, diekspor melalui Belawan. Karena Aceh miliki keterbatasan infrastruktur," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017
"Hingga triwulan ketiga, pelabuhan ekspor di Aceh cuma 51,47 juta dolar AS, sedangkan melalui provinsi lain 54,4 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin saat dihubungi dari Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, Jumat.
Ia menjelaskan, nilai dalam jumlah lebih besar dibanding pelabuhan ekspor di provinsi paling Barat tersebut yakni Pelabuhan Belawan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
Data pihaknya menyebut, komoditi terbesar asal diekspor melalui pelabuhan di bagian Utara di Kota Medan, Sumatera Utara ini pada kelompok komoditi kopi, teh, dan rempah-rempah.
Berupa kopi arabica dan robusta beberapa negara dengan negara tujuan terbesar untuk saat ini yakni Amerika Serikat.
Terdapat juga pelabuhan ekspor provinsi yaitu DKI Jakarta, tapi dalam jumlah yang sangat kecil dengan catatan selama periode Januari sampai September 2017 hanya 108.813 ribu dolar AS.
"Ini membuktikan, bahwa masih banyak komoditas asal Aceh yang diekspor melalui pelabuhan lain, terutama kopi yang merupakan komoditas unggulan," katanya.
Wahyudin membandingkan pada triwulan ketiga tahun 2016 tercatat pelabuhan ekspor di Aceh hanya 16 juta dolar AS, sedangkan pelabuhan ekspor di luar Aceh sebesar 19,87 juta dolar AS.
Padahal di Aceh memiliki Pelabuhan Malahayati di Kabupaten Aceh Besar mampu menurunkan biaya logistik dengan beroperasi selama 24 jam untuk menarik minat eksportir menggunakannya.
"Memang ada nilai tambah dari kegiatan ekspor bagi kita, tapi lebih besar diperoleh provinsi luar Aceh. Industri agrobisnis harus Aceh pegang, jangan sampai dikendalikan luar," tegasnya.
Dedi (39), pelaku bisnis kopi mengaku, banyak faktor menjadi penyebab pelaku eksportir kopi dari Aceh seperti infrastruktur yakni pelabuhan dan alat angkut yang membawa komiditi tersebut.
"Hampir seluruh barang atau komoditi dari Aceh, diekspor melalui Belawan. Karena Aceh miliki keterbatasan infrastruktur," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017