Singkil (ANTARA Aceh) - Aktivitas pelayaran Kapal Fery KMP "Labuhan Haji" dari pelabuhan penyeberangan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil tujuan Sinabang, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh sudah empat hari tertunda akibat cuaca buruk.

Pantauan wartawan di Singkil, Jumat, penumpang yang hendak berlayar ke Sinabang terpaksa bermalam di penginapan sementara dan puluhan antrian truk parkir memenuhi seputaran area pelabuhan.

Staf PT ASDP Indonesia Pelabuhan Ferry Cabang Singkil, Rivai Afin mengatakan, tertundanya pelayaran KMP Labuhan Haji akibat cuaca ekstrim (berbahaya) di perairan Sumatera dan Samudra Hindia, yakni selain badai juga ketinggian ombak rata - rata 2,5 hingga 3 meter.

"Pernyataan itu juga berdasarkan situs maritim.bmkg.go.id empat hari terakhir ini, adanya awan gelap (cumulonimbus) di sejumlah lokasi perairan Indonesia yang menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang," ujarnya.

KMP Labuhan Haji, sore ini direncanakan akan berangkat sore ini menuju Sinabang, tapi jika cuaca ekstrim masih tidak memungkinkan, Kapal Fery terpaksa besok Subuh diberangkatkan," ujarnya.

Dikatakan, berdasarkan situs maritim.bmkg.go.id pada Kamis (30/11), ketinggian gelombang laut masih tinggi berkisar 2,5 hingga 4 meter hal berlaku di perairan Selat Malaka, perairan Lhoksmawe, perairan Kepulauan Nias.

Selanjutnya Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia Barat, Kepulauan Nias dan Kepulauan Mentawai, Perairan Selat Jawa Tengah dan Jawa Timur, Samudera Hindia Selatan Jawa Timur, Samudera Hindia Selatan Bali dan NTB.



Posko dapur umum

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Singkil mendirikan posko dapur umum untuk penumpang KMP Labuhan Haji yang telah 4 hari gagal berangkat.

Pusdalops PB BPBD Kabupaten Aceh Singkil Rosiana Kesuma Wardani mengatakan, pihak BPBD mendirikan posko dapur umum, karena dikhawatirkan ada yang kehabisan bekal dan sakit.

"Pendirian posko juga berdasarkan koordinasi BPBD Simeulu dengan BPBD Aceh Singkil melaporkan ada sejumlah masyarakat penumpang Sinabang yang kesulitan pangan dan kehabisan bekal di Singkil," ujarnya.

Jadi, kata Rosiana, pendirian posko untuk membantu warga penumpang Fery yang kesulitan pangan sampai masa waktu pelayaran kembali lancar.

Kebutuhan logistik yang disalurkan untuk penumpang kapal berupa pangan seperti beras Bulog, telur, sardencis, air mineral dan mi instan bersumber dari bantuan logistik Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).

Penumpang juga ada yang sakit beberapa orang, pihak BPBD Singkil sudah melaporkan hal itu ke Dinas Kesehatan setempat.

Pantauan wartawan para penumpang sebagian para pedagang warga Sinabang yang pulang berbelanja modal dari Medan, Sumatera Utara.

Kepada wartawan para pedagang mengaku mengalami kerugian, terutama pedagang sayur, palawija dan telur.

"Sayur banyak busuk karena kendala waktu dan telur ratusan papan juga sebagian besar di dalam truk ada yang busuk, karena masuk angin," ujar Nuraini salah seorang penumpang. 

Pewarta: Khairuman

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017