Aceh Singkil (ANTARA) - Siapa yang tidak mengenal tanaman kelapa sawit, tanaman yang penuh manfaat yang dapat diolah menjadi sumber kebutuhan masyarakat diantaranya seperti minyak goreng, minyak minyak industri, maupun minyak untuk sumber bahan bakar.
Tanaman ini juga menjadi salah satu andalan masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil, karena saat ini, dari menjual hasil panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, masyarakat yang bermukim di wilayah paling selatan Aceh dan berada di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara kini telah menikmati nikmatnya menjadi petani kelapa sawit.
“Rata-rata pendapatan petani di kelompok koperasi kami, satu orang bisa mencapai Rp20 juta hingga Rp40 juta setiap bulan,” kata Bayu Ferdiansyah, Ketua Koperasi Produksi Sawit Sejahtera Blok 30 kepada ANTARA di Rimo, Kabupaten Aceh Singkil, Kamis.
Pria berusia 34 tahun tersebut mengakui, dengan menjadi petani kelapa sawit, kehidupan dirinya dan masyarakat di daerah tersebut juga berubah drastis, dan dapat menambah pendapatan keluarga termasuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah tangga.
Tidak hanya itu, menjadi petani kelapa sawit, juga telah memberikan keberkahan bagi dirinya dan anggota kelompok tani di koperasi, karena setiap harinya, mereka dapat menjual hasil kebun kelapa sawit paling sedikit sebanyak 40 ton tandan buah segar, atau maksimal 1.200 ton setiap bulan nya.
Hasil panen tersebut mereka jual ke PT Perkebunan Lembah Bhakti (PT PLB), sebuah perusahaan perkebunan yang selama ini menjadi mitra anggota koperasi sejak 10 tahun yang lalu, yang berada di sekitar pemukiman masyarakat setempat.
Sebagai masyarakat yang berada di ring satu perusahaan, telah banyak manfaat yang mereka rasakan menjadi mitra perusahaan perkebunan, karena mereka bisa menjual langsung hasil panen melalui kehadiran koperasi.
Baca juga: Petani sawit rakyat di Aceh diajak bermitra dengan pabrik, ini manfaatnya
Bayu Ferdiansyah mengakui, sebelum bergabung menjadi anggota koperasi, sebagian besar petani kelapa sawit di Kabupaten Aceh Singkil sangat kesulitan memasarkan hasil panen kelapa sawit dari kebun sendiri.
Selain minim nya kualitas buah hasil panen yang dipetik petani, banyak petani di daerah tersebut tidak mengetahui bagaimana tata cara pola penanaman tanaman kelapa sawit yang baik, cara merawat, melakukan pemupukan hingga menghasilkan buah yang berkualitas super dan berkualitas tentunya.
Namun, setelah bergabung menjadi PT PLB, yang merupakan salah satu anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, (Astra Agro) penjualan hasil panen puluhan petani di koperasi tersebut semakin mudah dan memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat setempat.
“Dulu sebelum ada koperasi, kami sulit jual hasil panen. Tapi sejak bergabung di koperasi dan menjadi mitra perusahaan, banyak keuntungan dan manfaat yang sudah kami rasakan. Termasuk pribadi saya,” katanya.
Pria lulusan sebuah universitas terkemuka di Sumatera Utara ini mengaku, telah banyak perubahan secara ekonomi sejak menjadi petani kelapa sawit yang bermitra dengan PT Perkebunan Lembah Bhakti Aceh Singkil.
Mulai dari membeli kendaraan roda dua dan roda empat, ia juga telah mampu membeli truk untuk mengangkut hasil panen, hingga membeli rumah bagi keluarganya.
Tidak hanya itu, luas lahan kebun yang ia kelola kini juga sudah bertambah menjadi 80 hektare dari sebelumnya hanya memiliki areal kebun kelapa sawit seluas 30 hektare saja.
Bayu Ferdiansyah mengakui sejak menjadi mitra perusahaan, banyak manfaat yang dirasakan oleh 64 orang kelompok tani yang saat ini tercatat menjadi anggota Koperasi Produksi Sawit Sejahtera blok 30.
Diantaranya seperti mendapatkan bimbingan, pelatihan dan pendampingan dari pihak perusahaan dalam menciptakan hasil panen kelapa sawit yang berkualitas, sesuai dengan standarisasi perusahaan perkebunan yang bekerjasama dengan petani.
Baca juga: Tim pansus temukan kawasan hutan di Simeulue dialihfungsikan tanpa izin
Petani kelapa sawit di Aceh Singkil raup untung puluhan juta setiap bulan
Oleh Teuku Dedi Iskandar Jumat, 9 Agustus 2024 21:37 WIB