Meulaboh (ANTARA Aceh) - Investor asal Belanda bergerak dibidang pengolahan kayu karet mentah akan memulai pembangunan pabrik yang akan menampung 3.000 tenaga kerja di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Bupati Aceh Barat, H Ramli, MS di Meulaboh, Rabu mengatakan, bahan baku mentah kayu karet berasal dari pohon karet rakyat di daerah itu yang sangat luas, karena sudah tidak produktif, kemudian dilakukan peremajaan dan kayu-kayunya diambil untuk diolah.

"Kita mendapat bantuan dari Belanda bahwa akan ada 43 ribu hektare untuk mereka remajakan karet masyarakat yang sudah kadaluarsa itu, kayunya ditampung mereka, kemudian diolah untuk diekspor ke Jepang dan China," katanya.

Pernyataan itu disampaikan kepada wartawan usai membuka Musyawarah rencana pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (Musrenbang RPJM) Aceh Barat 2017-2022 di gedung serbaguna Bappeda, diikuti semua pihak yang terkait.

Ramli menuturkan, untuk tahap pertama ada 9.000 hektare perkebunan karet rakyat dalam 12 kecamatan yang sudah kadaluarsa atau tidak produktif, semua pohon tersebut akan ditebang dan bahan baku itu diolah oleh sebuah pabrik swasta.

Ia menyampaikan, sudah dilakukan pertemuan dengan pengusaha dari perusahaan pengolah kayu terbesar di Indonesia itu, mereka membuka pabrik di daerah setempat dan akan memulai proses perizinan dan sosialisasi pertengahan Januari 2018.

"Saya sudah ketemu dengan mereka dan sudah dilakukan survey dan lahir sebuah perusahaan atas nama PT Woyla. Kita hanya menyediakan bahan mantah, bukan kayu hutan, tapi batang karet yang sudah kadar luasa sekitar 9.000 hektare," imbuhnya.

Bupati Ramli menyampaikan, dirinya terus mencari para pemilik modal yang memiliki maksud baik dalam kerjasama dan menguntungkan untuk negara, daerah dan masyarakat Aceh Barat, dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat.

Hal tersebut merupakan salah satu visi misi lima tahun kepemimpinannya bersama H Banta Puteh Syam, dalam mengenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) butuh kerja ekstra dan tidak hanya mengadalkan pemasukan dari jasa, retribusi maupun pajak daerah.

"Pemodal PLTA juga ada, mereka akan eksen mulai hari ini di Aceh Barat. Kemudian kami sudah diundang Duta Besar Rusia, membicarakan masalah sawit, peningkatan harga sawit ke depan, kita tinggal melobi proyek besar di pusat," katanya menambahkan.

Pada kesempatan tersebut, Ramli juga menegaskan, pembangunan jalan lingkar tembus, adalah program prioritasnya untuk dituntaskan, dengan pembangunan jalan dari desa ke kota akan mempercepat semua rencana pembangunan daerah itu.

Kemudian yang lebih penting lagi adalah mengembalikan masyarakat yang syar`i (syariat), jalan produksi pertanian, melatih dan memberikan modal usaha kombatan GAM, serta mewujudkan perdamaian abadi sesuai Undang-undang RI dan UUPA.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017