Blangpidie (Antaranews Aceh) - Para nelayan di Pusat Pelelangan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), mengeluh karena mahalnya harga pembelian es balok pada pabrik milik pemerintah daerah setempat sejak Januari 2018.

Salah seorang nelayan, Mak Ali di PPI Ujong Serangga kepada wartawan, Senin menyebutkan, tahun lalu, harga es balok pada pabrik es milik Pemkab Abdya itu dibeli seharga Rp19 ribu/batang, kemudian memasuki Januari 2018 sudah dinaikkan menjadi Rp22 ribu/batang.

Kata dia, selain harga sudah dinaikkan sebesar 15 persen, para nelayan juga sudah sulit mendapatkan es balok dari pabrik tersebut, karena sistem penjualannya sudah diberlakukan antrian yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh pabrik-pabrik es lain di Aceh.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya cukup mudah kami beli es balok pada pabrik pemerintah daerah itu. Kapan saja kami membutuhkan untuk melaut barangnya ada, tanpa harus ambil nomor antrian seperti yang diberlakukan saat ini," ungkap pemilik kapal tangkap ikan "Permata" itu.

Sekretaris Dinas Kelautan, dan Perikanan Abdya, Hasnir Agus saat di konfirmasi mengatakan, pabrik es milik pemerintah daerah yang berada di komplek PPI Ujong Serangga, tidak lagi dikelola oleh pihak dinas, melainkan sudah disewakan kepada pihak kedua.

"Terhitung sejak Januari 2018, pabrik es berkapasitas 30 ton itu sudah disewakan oleh Pemkab Abdya kepada CV Pulau Siron seharga Rp300 juta/tahun. Jadi, sistem pembayaran sewanya dilakukan 4 kali, dan langsung ditransfer ke rekening daerah," ungkapnya.

Kata dia, pemerintah daerah sengaja menyewakan pabrik es tersebut kepada pihak kedua karena tidak mau lagi menanggung biaya operasional yang terlalu tinggi, sementara pendapatannya sama dengan disewakan ke pihak lain.

"Kalau harga es balok memang sudah ditetapkan dalam Peraturan Bupati Abdya, paling tinggi Rp22 ribu/batang," ujarnya.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018