Tapaktuan (Antaranews Aceh) - Pertemuan para pedagang dan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dengan agenda sosialisasi rencana pemindahan ke Pasar Rakyat Tapaktuan berakhir buntu, karena mereka tetap menolak relokasi tersebut.

Kegiatan sosialisasi yang berlangsung di halaman swalayan Pasar Inpres, Tapaktuan, Selasa petang, tidak ada kesepakatan, bahkan ratusan pedagang keburu memilih membubarkan diri meninggalkan lokasi acara yang seharusnya belum berakhir.

Langkah ini merupakan sebagai bagian dari komitmen awal para pedagang setempat yang tetap menolak keputusan Pemkab Aceh Selatan akan memindahkan mereka di lokasi bangunan pasar yang baru dibangun dikompleks PPI Gampong Lhok Bengkuang Timur.

Pantauan wartawan di lokasi, aksi-aksi prontal ratusan pedagang tetap menolak dipindahkan dari Pasar Inpres telah terlihat sejak Plt Bupati Aceh Selatan, Kamarsyah menyampaikan pidato membuka kegiatan sosialisasi tersebut.

Tak tahan terus disoraki ratusan pedagang, Bupati Kamarsyah langsung buru-buru meninggalkan lokasi acara dengan alasan hendak menuju ke Aceh Singkil.

Acara sosialisasi dilanjutkan oleh Sekdakab H Nasjuddin bersama Kadisperindagkop dan UKM Mualimin, Kadis Perhubungan Hamzah, anggota DPRK Hadi Surya dan Camat Tapaktuan Yulmainar.

Nasjuddin dalam arahannya tetap bersikukuh akan memindahkan ratusan pedagang Pasar Inpres Tapaktuan ke Pasar Rakyat Terpadu dikompleks PPI Lhok Bengkuang Timur.

Menurut Sekda, Pemkab Aceh Selatan tidak berniat merugikan pedagang dalam mengambil kebijakan tersebut.

Baca juga: Polisi selidik dugaan korupsi pembangunan pasar Tapaktuan

Langkah pemindahan pedagang itu, kata dia, murni bertujuan untuk memfungsikan fasilitas infrastruktur Pasar Rakyat Terpadu yang telah dibangun di kompleks PPI Lhok Bengkuang Timur menggunakan dana APBN Tugas Perbantuan tahun 2015 dan 2016 mencapai Rp14 miliar lebih.

"Jika fasilitas yang telah dibangun ini tidak difungsikan segera, maka dampaknya akan merugikan daerah Aceh Selatan secara keseluruhan. Karena bantuan-bantuan dari pemerintah pusat bisa tidak dikucurkan lagi ke Aceh Selatan karena fasilitas yang telah ada saja belum dimanfaatkan," kata Nasjuddin.

Penempatan Pasar Rakyat tersebut, menurut Nasjuddin, telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan master plan pembangunan Kota Tapaktuan, sebab lokasi Pasar Inpres di Gampong Hilir dinilai sudah tidak strategis lagi dengan kondisi saat ini.

"Kita harus mendukung program pemerintah, karena itu fasilitas Pasar Rakyat Terpadu yang telah dibangun harus kita manfaatkan segera," ajak Nasjuddin.

Penegasan serupa juga disampaikan Kadis Perhubungan Aceh Selatan Hamzah. Menurutnya, kekhawatiran pedagang kondisi pasar di Lhok Bengkuang Timur akan sepi pembeli karena masyarakat enggan datang, dijawab oleh pihaknya dengan turut serta memindahkan terminal ke lokasi Pasar Rakyat.

"Antara pasar dan terminal itu ibaratnya air dan kopi yakni sebuah persoalan yang tidak bisa dipisahkan. Untuk menjawab itu, kami pastikan hari ini pasar dipindahkan maka hari itu juga terminal kami pindahkan," tegas Hamzah.

Menyikapi hal itu, perwakilan pedagang Pasar Inpres, Sarbunis menyampaikan bahwa apapun alasan yang diutarakan Pemkab Aceh Selatan, ratusan pedagang Pasar Inpres tetap pada komitmen awal menolak untuk pindah ke lokasi pasar yang baru dibangun tersebut, karena fasilitas yang tersedia di pasar rakyat terpadu itu jelas-jelas belum mendukung para pedagang untuk membuka usahanya.

Baca juga: Pemanfaatan Pasar Rakyat Tapaktuan ancam keselamatan pedagang

"Pak Sekda tadi menyampaikan Pasar Rakyat Terpadu akan menampung sekitar 100 orang pedagang. Hal itu jelas-jelas tidak bisa diterima dengan akal sehat sebab jumlah pedagang di swalayan Pasar Inpres yang berjualan pakaian saja jumlahnya lebih dari 100 orang. Itu belum lagi ditambah dengan pedagang sembako, ikan, ayam, daging, sayur-sayuran serta pedagang makanan dan minuman yang jumlahnya lebih dari 300 orang," ungkap Sarbunis.

Hal itu, lanjut Sarbunis, belum lagi ditambah dengan persoalan tempat yang disediakan di Pasar Rakyat Terpadu yang jelas-jelas tidak memadai bagi para pedagang untuk membuka usahanya masing-masing.

Termasuk konstruksi bangunan pasar yang baru selesai dibangun tersebut, menurut Sarbunis diduga berkualitas buruk sehingga kasusnya sedang diusut oleh penyidik Polres Aceh Selatan.

"Karena itu, kami meminta kepada pejabat Pemkab Aceh Selatan tidak hanya menyampaikan pernyataan manis (life service) dihadapan masyarakat," ujarnya. Seharusnya kebijakan itu baru direalisasikan setelah berbagai fasilitas yang selama ini dinilai masih banyak yang belum mendukung, dibenahi terlebih dahulu baru direlokasi pedagang, katanya.

Namun, lanjut dia, fakta yang terjadi sekarang jangankan telah dibenahi fasilitas yang dibutuhkan pedagang, tingkat terminal mobil angkutan umum saja yang katanya akan dipindahkan ke lokasi pasar rakyat belum dibangun.

"Apakah ada jaminan mobil kendaraan umum tersebut akan bersedia pindah," tanya dia. Kegiatan sosialisasi tersebut akhirnya berakhir buntu karena masing-masing pihak tetap kukuh pada pendiriannya masing-masing.

Saat Sekda H. Nasjuddin sedang berpidato menjelaskan duduk persoalan lebih lanjut, ratusan pedagang langsung bangkit dari tempat duduknya masing-masing untuk membubarkan diri meninggalkan pejabat Pemkab Aceh Selatan yang terlihat masih berada dilokasi acara.

Sekdakab Aceh Selatan, H Nasjuddin yang diwawancarai wartawan secara terpisah memastikan bahwa ratusan pedagang yang menempati pasar inpres Tapaktuan dalam waktu dekat tetap akan dipindahkan ke pasar rakyat terpadu.

Untuk melaksanakan keputusan tersebut, kata dia, pihaknya akan menggelar rapat dengan pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

"Keputusan relokasi pedagang pasar inpres sudah final, paling lambat awal April sudah harus terlaksana, nanti kita akan gelar rapat dengan Forkopimda. Terkait persoalan fasilitas yang belum lengkap seperti dikeluhkan pedagang, dalam tahun ini juga akan kita benahi kembali, apalagi hal itu sudah mendapat dukungan maksimal dari DPRK Aceh Selatan," tegas Nasjuddin.

Pewarta: Hendrik

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018