Tapaktuan (Antaranews Aceh) - Saluran irigasi sepanjang 1,7 Km yang baru selesai dibangun akhir tahun 2017 dengan anggaran Rp1,7 miliar di Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan, tidak bisa difungsikan, karena sebagian ada yang rusak dan diduga dikerjakan asal jadi.

Keuchik (kepala desa) Gampong Lawe Cimanok, Muhammad Haria kepada wartawan di Tapaktuan, Rabu mengatakan, proyek saluran tersebut sejak dari perencanaan awal amburadul sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk mengaliri air ke sawah.

Akibatnya, kata dia, puluhan hektare sawah di pedalaman Kecamatan Kluet Timur tersebut mengalami krisis air karena fasilitas infrastruktur saluran irigasi yang telah dibangun Pemkab setempat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terlantar begitu saja tidak bisa dimanfaatkan.

Sebab, kata dia, lokasi pembangunan proyek saluran irigasi sepanjang 1,7 Km tersebut bukan merupakan jalur saluran irigasi yang direkomendasikan masyarakat setempat.

Celakanya lagi, konstruksi saluran irigasi yang telah dibangun tersebut justru lebih rendah dari hamparan persawahan milik petani, sehingga jikapun saluran irigasi dimaksud difungsikan tetap tidak mampu mengaliri atau menyuplai air secara maksimal ke lahan sawah.

"Sebelumnya telah ada kesepakatan musyawarah masyarakat di Gampong Lawe Cimanok, rencana pembangunan proyek saluran irigasi tersebut telah disiapkan di lokasi lain yang dinilai lebih strategis," ujar dia.

Namun, kata dia, saat dilakukan survey oleh petugas dari dinas terkait, dirinya lagi berada diluar daerah.

Ketika persoalan itu dipertanyakan kembali, pihak dinas berdalih gambar proyek telah selesai dan pekerjaannya tetap dilakukan di lokasi yang sekarang, kata Muhammad Haria.

Selain lokasinya dinilai tidak strategis, masyarakat setempat juga menyesalkan proses pekerjaan proyek tersebut tidak dimulai dari pembuatan tapak pondasi lalu ditimbun dengan material tanah supaya letak saluran irigasi lebih tinggi dari hamparan sawah.

"Seharusnya ditimbun dulu agar letaknya lebih tinggi, sehingga masyarakat yang ingin mengaliri air ke lahan sawahnya tinggal membuat pintu air atau saluran-saluran kecil. Karena letaknya lebih rendah, maka selama ini dari sekitar 80 hektare lebih lahan persawahan di Lawe Cimanok, hanya sekitar 2 hektare yang bisa memanfaatkan saluran irigasi tersebut," sesalnya.

Namun, lanjutnya, pasca bangunan saluran irigasi tersebut patah sepanjang lebih kurang 50 meter akibat dihantam banjir baru-baru ini, kondisinya sekarang saluran itu benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi oleh petani.

Untuk mendapatkan suplai air ke lahan sawah, masyarakat setempat terpaksa memfungsikan lagi saluran drainase yang mengaliri air ke lahan persawahan secara tradisional, katanya.

"Untuk kebutuhan suplai air ke lahan sawah, masyarakat kembali menggunakan cara lama (tradisional) dengan memanfaatkan saluran drainase yang ada. Meskipun tetap bisa membajak sawah dan menanam padi, tapi cara-cara tradisional ini tetap tidak mampu mencukupi kebutuhan suplai air secara maksimal," ujarnya.

Karena itu, Muhammad Haria mengharapkan kepada Pemkab Aceh Selatan segera memperbaiki kembali saluran irigasi yang baru dibangun tahun 2017 lalu namun kondisinya sekarang ini telah rusak.

Mereka meminta, langkah perbaikan yang akan dilakukan tidak saja pada bagian bangunan yang telah patah sepanjang 50 meter, tapi hendaknya direnovasi kembali bangunan proyek tersebut secara menyeluruh sehingga suplai air dapat mengalir secara lancar ke lahan persawahan masyarakat.

"Kami sangat mengharapkan saluran irigasi tersebut segera diperbaiki kembali, sebab sayang anggaran daerah yang begitu besar untuk membangun proyek tersebut terbuang percuma. Hendaknya program yang telah dilaksanakan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat bukan justru setelah dibangun terlantar begitu saja," pintanya.

Camat Kluet Timur, Moeriadi yang dihubungi dari Tapaktuan mengaku belum menerima laporan terkait telah rusak dan tidak berfungsinya saluran irigasi di Gampong Lawe Cimanok tersebut.

"Belum saya terima laporannya. Nantilah coba saya cek dulu sama Keuchik Lawe Cimanok," ujarnya singkat.

Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPR Aceh Selatan, Surya Rahmadi membenarkan bahwa proyek saluran irigasi di Gampong Lawe Cimanok telah rusak akibat dihantam banjir baru-baru ini. Tapi berdasarkan hasil peninjauan mereka, bangunan proyek tersebut yang patah hanya sekitar 20 meter.

"Yang patah itu hanya sekitar 20 meter dan itu murni disebabkan karena dihantam banjir baru-baru ini," kata dia.

Menurutnya, kerusakan proyek tersebut akan diperbaiki kembali oleh kontraktor pelaksananya dalam waktu dekat. Pihaknya bersama Kadis PUPR telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi dimaksud beberapa waktu lalu.

Saat ditanya nama perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut, Surya Rahmadi mengaku tidak ingat lagi namun dia membenarkan kontraktor pelaksananya bernama Riki asal Kandang, Kecamatan Kluet Selatan.

Pewarta: Hendrik

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018