Takengon (Antaranews Aceh) - Harga tomat di tingkat petani di sentra produksi Kabupaten Aceh Tengah saat ini hanya Rp500/Kg atau anjlok hingga 500 persen dibandingkan harga normal Rp3.000/Kg, karena sejak awal Maret 2018 petani di daerah berhawa dingin itu sedang panen raya.

Salah seorang agen di Takengon, Sukran kepada wartawan, Sabtu, mengatakan anjloknya harga disebabkan pasokan tomat yang membludak seiring panen tomat secara serentak di wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.

"Hancur harga tomat sekarang, kita terpaksa ambil ke petani Rp500 dan tolak ke pedagang Rp1.000/Kg, karena tidak ada yang beli, tomat banyak," tutur Sukran.

Menurutnya, kerugian juga dirasakan para pedagang karena sulit untuk menghabiskan dagangan akibat dampak dari panen raya yang terjadi.

Saat harga normal, kata Sukran, para agen membeli tomat dikisaran Rp3.000/Kg dari petani dan menjualnya Rp4.000/Kg kepada pedagang tradisional di Pasar Paya Ilang, Takengon, sedangkan para pedagang menjualnya lagi kepada pembeli diharga Rp6.000/Kg.

Namun saat harga tomat turun seperti sekarang ini, kata dia, para pedagang menjual tomat kepada pembeli dikisaran harga Rp2.000 bahkan Rp5.000/Kg.

"Itu pun susah jualnya, tidak ada yang beli. Pedagang yang ambil ke saya di Pasar Paya Ilang banyak yang mengeluh, katanya rugi, jadinya hutang dulu ke saya," kata dia.

Hal seperti ini, kata Sukran, selalu terjadi setiap tahun jika panen raya tomat serentak di Aceh Tengah dan Bener Meriah.

"Banyak petani yang membiarkan tomatnya tidak dipanen. Kita pun agen jadi kesulitan," kata Sukran.

Karena itu, dia mengharapkan adanya campur tangan pemerintah daerah dalam hal ini guna mencari solusi agar harga bisa selalu stabil di setiap tahunnya.

"Seharusnya pemerintah daerah bisa mencarikan solusi seperti mendirikan industri untuk pengolahan tomat, supaya harga bisa tetap stabil sepanjang tahun," ujarnya.

Dampak dari turunnya harga tomat tentunya paling dirasakan oleh para petani.

Petani di wilayah Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, Gani mengatakan panen tomat kali ini, jangankan untung, untuk mengembalikan modal tanam saja tidak bisa.

"Kami para petani maunya ada solusi dari pemerintah daerah, bagaimana caranya harga bisa selalu stabil setiap tahun. Karena yang seperti ini kan sudah sering terjadi setiap tahun, petani yang selalu rugi," tutur Gani.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018