Tapaktuan (Antaranews Aceh) - Dua jembatan dan jaringan pipa PDAM mengalami rusak parah sebagai dampak musibah banjir yang melanda empat desa di Kecamatan Trumon Tengah, Kabupaten Aceh Selatan, Kamis (29/3) malam.

Husin, salah seorang korban banjir di Kecamatan Trumon Tengah kepada wartawan, Jumat menyatakan, dampak banjir mengakibatkan dua unit jembatan ambruk yakni jembatan menuju Masjid Nurul Huda dan jembatan menuju ke lahan perkebunan masyarakat di Gampong (desa) Krueng Bate.

Selain merendam puluhan rumah warga, banjir juga merendam ratusan hektare lahan perkebunan sawit dan jagung milik warga setempat.

"Terkait kerusakan lahan pertanian warga dampak terjangan banjir, sejauh ini belum terdata. Tapi biasanya dampak banjir akan mengakibat lahan jagung serta tanaman lainnya rusak serta gagal panen," sebutnya.

Persoalan lainnya yang dialami warga dampak banjir, lanjutnya, putusnya pasokan air bersih ke rumah-rumah penduduk akibat hancurnya jaringan pipa PDAM diterjang banjir.

Saat ini, suplai air ke rumah-rumah penduduk putus total, sehingga warga kewalahan memperoleh air bersih untuk kebutuhan mandi cuci kakus (MCK).

"Untuk kebutuhan MCK, warga harus menumpang ke rumah-rumah penduduk yang memiliki sumur atau terpaksa harus ke sungai yang ada di sekitar Gampong Krueng Bate," ujarnya.
Masyarakat bersama anggota TNI/Polri membersihkan lumpur di halaman Masjid Nurul Huda, Gampong Krueng Bate, Kecamatan Trumon Tengah, Jumat (30/3) pagi. (Foto Antara Aceh/Hendrik)

Berdasarkan pantauan, faktor utama yang menyebabkan terjadinya banjir yang merendam puluhan rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya di gampong tersebut disebabkan karena muara sungai sudah sangat dangkal sehingga debit air yang melimpah pasca diguyur hujan lebat tidak mengalir secara lancar ke laut.

Empat gampong di Kecamatan Trumon Tengah masing-masing Krueng Bate, Gampong Tengoh, Pulo Paya dan Ladang Rimba diterjang banjir bandang pasca wilayah tersebut diguyur hujan lebat sejak Kamis (29/3) sore. Sejauh ini, dampak banjir terparah terpantau di Gampong Krueng Bate.

Terjangan banjir cukup deras yang turut serta menghanyutkan bongkahan kayu bulat ukuran kecil dan sedang meluluhlantakkan dua unit jembatan dan fasilitas jaringan pipa PDAM di Gampong Krueng Bate, akibatnya pasokan air bersih ke puluhan rumah penduduk putus total.

Sedikitnya 40 unit rumah penduduk termasuk Masjid Nurul Huda digampong setempat terendam banjir setinggi 50 - 60 Cm.

Husin melaporkan kejadian banjir akibat meluapnya air sungai dimulai pada Kamis sekitar pukul 20.00 WIB.

Puluhan warga yang rumahnya terendam banjir setinggi 50 - 60 Cm terpaksa harus memindahkan barang-barang ke tempat lebih tinggi.

"Warga tetap bertahan di rumahnya masing-masing, namun barang-barang dalam rumah terpaksa harus dipindahkan ke tempat lebih tinggi," ujarnya.

"Kami mengharapkan kepada Pemkab Aceh Selatan segera menurunkan alat berat beko untuk melakukan normalisasi aliran sungai yang sudah sangat dangkal tersebut. Sebab jika sewaktu-waktu wilayah ini kembali diguyur hujan lebat, air sungai dipastikan akan kembali meluap sehingga kembali menerjang pemukiman warga," pintanya.

Ismail, warga Gampong Ladang Rimba menambahkan, di tempat tinggalnya banjir setinggi 40 Cm selain merendam pemukiman penduduk juga merendam badan jalan negara lintasan nasional Tapaktuan (Aceh Selatan) - Medan (Sumut). Akibatnya, arus transportasi dari ke dua arah pada Kamis malam menjadi terganggu.

"Kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati saat melewati badan jalan Gampong Ladang Rimba karena badan jalan sudah terendam banjir setinggi mencapai 40 Cm," ujarnya.
 
Warga bersama anggota TNI/Polri membersihkan bongkahan kayu bulat yang dibawa banjir di saluran Gampong Krueng Bate, Kecamatan Trumon Tengah, Jumat (30/3) pagi. (Foto Antara Aceh/Hendrik)
Husin dan Ismail juga melaporkan, saat ini puluhan warga dibantu anggota Polri/TNI dan BPBD Aceh Selatan sedang memfokuskan pembersihan sedimen lumpur yang merendam masjid Nurul Huda Gampong Krueng Bate. Dan sebagian warga lainnya juga membantu pembersihan lumpur di rumah-rumah penduduk.

"Sejak pagi tadi, puluhan warga dibantu petugas terkait sedang memfokuskan pembersihan lumpur di Masjid Nurul Huda karena berhubung hari ini Jumat, diusahakan masyarakat dapat melaksanakan ibadah Shalat Jumat di masjid tersebut," kata Husin.

Kepala BPBD Aceh Selatan, Cut Syazalisma mengatakan untuk mempercepat proses pembersihan lumpur di Masjid Nurul Huda dan rumah-rumah penduduk, pihaknya telah mengerahkan petugas dan satu unit mobil pemadam kebakaran ke lokasi tersebut.

"Untuk hari ini sudah disusun kegiatan pembersihan, kaji cepat dan penanganan segera dengan melibatkan stakeholder terkait. Sampai saat ini, petugas kami bersama TNI/Polri bersama masyarakat sedang melaksanakan pembersihan lumpur di rumah-rumah warga dan masjid," ujarnya.

Sedangkan terkait dengan putusnya pasokan air bersih ke rumah-rumah penduduk akibat jaringan pipa PDAM hancur diterjang banjir, menurut Cut Syazalisma pihaknya telah berkoordinasi dengan PDAM Tirta Naga Tapaktuan supaya dapat melakukan proses penanganan segera di lapangan.

"Persoalan itu sedang diinput data di lapangan sekaligus langsung berkoordinasi dengan pihak PDAM agar dapat segera melakukan penanganan. Karena persoalan air bersih merupakan kebutuhan utama masyarakat yang harus ditangani segera," tegasnya.

Sejauh ini, Direktur PDAM Tirta Naga Tapaktuan, Cut Maisarah belum berhasil dikonfirmasi. Dihubungi ke nomor ponselnya tidak diangkat dan pesan singkat dikirim via whatsapp (WA) juga tidak dibalas.

Pewarta: Hendrik

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018