Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Dalam dua bulan terakhir di tahun 2018, Provinsi Aceh telah melakukan impor garam senilai 215.898 dolar AS atau mengalami peningkatan 38,92 persen.

"Dua bulan saja, impor garam kita (Aceh) mengalami meningkat sekitar 38,92 persen," terang Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Kamis.

Ia merinci, angka peningkatan impor kelompok komoditi garam, belerang, dan kapur tersebut, bila dibanding dengan periode yang sama di tahun 2017 tercatat cuma bernilai 155.400 dolar AS.

Provinsi paling ujung Utara di Sumatera ini belum sanggup dalam memenuhi kebutuhan garam untuk kebutuhan rumah tangga, kalah bersaing dengan garam impor bagi dunia industri.

Seperti tahun lalu, dia mencontohkan, tercatat impor kelompok komoditas garam, belerang, dan kapur mencapai 1,5 juta dolar AS atau lebih tepatnya senilai 1.492.082 dolar AS.

Angka impor garam yang memiliki rasa asin di tahun 2017 itu, hanya menurun sekidit dengan total importasi di tahun 2016 tercatat senilai 1.653.068 dolar AS.

"Bisa jadi, jumlah petani garam di Aceh jauh berkurang. Sementara kebutuhan akan garam, semakin meningkat," tegas Wahyudin.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Agung Kuswandono sebelumnya menyebut, kualitas produksi garam rakyat di Tanah Air masih perlu ditingkatkan.

Ia mengakui, hingga kini produksi garam rakyat tidak masuk dalam kriteria kebutuhan industri, akibat dari segi kualitas belum memenuhi standar yang ditetapkan.

Garam industri memiliki standar yang tinggi dengan angka NaCl harus mencapai 97, sedangkan garam yang produksi rakyat berada di bawah 94 NaCl, sebut Agung.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf di tahun 2017 mengaku, provinsi tersebut memiliki panjang garis pantai mencapai 2.666 kilometer. Ini merupakan potensi untuk menjadikan produsen garam.

"Hal ini wajar, mengingat Aceh memiliki luas kawasan laut mencapai 295 ribu kilometer per segi dengan panjang garis pantai mencapai 2.666 kilometer," sebutnya.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018