Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh Besar menyatakan kabupaten setempat merupakan salah satu daerah penghasil garam berkualitas tinggi dan higienis yang diproduksi oleh masyarakat wilayah pesisir.
“Pemerintah Kabupaten Aceh Besar terus melakukan usaha-usaha kreatif dengan meningkatkan produktivitas produk unggulan daerah salah satunya garam guna memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah,” kata Kepala Bappeda Aceh Besar Rahmawati di Jantho, Rabu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menggelar diseminasi hasil kajian kelayakan pengembangan produksi garam unggul di Kabupaten Aceh Besar di Aula Bappeda Aceh Besar.
Ia menjelaskan pendapatan per kapita sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp22,91 milyar.
Menurut dia kondisi tersebut setiap tahunnya naik sampai dengan tahun 2022 tercatat sebesar Rp25,71 milyar, sehingga kenaikan angka PDRB per kapita yang cukup signifikan ikut menurunkan pengaruh inflasi di wilayah Kabupaten Aceh Besar.
Ia mengatakan publikasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan di wilayah kabupaten Aceh Besar berupa kajian kelayakan pengembangan produksi garam unggul merupakan bagian untuk optimalisasi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan daya saing daerah Kabupaten Aceh Besar.
“Kajian kelayakan pengembangan produksi garam unggul ini juga bertujuan menganalisis kelayakan pengembangan produktifitas garam unggul berdasarkan keunggulan dan potensi yang ada dalam rangka peningkatan perekonomian daerah,” katanya.
Pihaknya berharap kajian tersebut dapat memberikan kesimpulan akhir terkait kelayakan pengembangan produktivitas garam unggul di Kabupaten Aceh Besar atas dasar hasil analisis komprehensif yang dilakukan, dengan menyertakan catatan segala kemungkinan yang harus disikapi untuk meminimalisir akibat negatif yang akan ditimbulkan.