Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Stasiun Geofisika Mata Ie di Kabupaten Aceh Besar, Aceh, menyebut, sebanyak 106 gempa bumi menguncang provinsi tersebut sepanjang Maret tahun ini.

"Januari sampai Maret 2018 itu, telah terjadi 106 kali gempa di Aceh," terang Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie, Eridawati di Aceh Besar, Senin

Seratusan lebih gempa bumi ini, rincinya, terbagi dalam tiga bulan, yakni Januari ada 16 kali guncangan, lalu Februari tercatat 38 gempa, dan Maret sebanyak 52 gempa bumi.

Ke-106 gempa tersebut, merupakan teranalisa pihaknya. Karena terpantau alat yang terpasang di Aceh, berkekuatan magnitudo di atas dua skala Richter.

"Bila tak teranalisa kita akibat titik gempa jauh atau kurang dari dua skala Richter, total 217 kali. Di Januari 67 gempa, Februari ada 69, dan Maret terdapat 81 kali gempa," jelas dia.

Ia mengatakan, intensitas gempa di provinsi paling Barat di Indonesia ini memang cukup tinggi, akibat adanya beberapa jalur patahan.

Data pihaknya tahun 2017, selama tahun itu telah terjadi 234 gempa bumi di Aceh, diantaranya 20 yang cukup dirasakan masyarakat baik di darat maupun di laut.

Geofisika Mata Ie juga menyebut, secara umum gempa yang terjadi sepanjang tahun 2017 akibat interaksi antar lempeng-lempeng tektonik.

"Memang dibutuhkan kesiapsiagaan masyarakat di Aceh, dan mitigasi bencana dari pemerintah daerah secara rutin," tutur Erida.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jelang akhir tahun lalu, telah memberikan gambaran bahwa rata-rata 500 gempa setiap bulannya di tahun 2018.

Kepala Pusat dan Informasi Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menegaskan, waktu gempa tidak dapat diprediksi. Ia mengingatkan, supaya masyarakat di Indonesia mewaspadai gempa.

"Kapan, dimana, dan seberapa besarnya gempa bumi yang akan terjadi, tidak dapat kita prediksi. Baik dari sumber subduksi, artinya pertemuan lempeng tektonik maupun di jalur-jalur sesar," kata Sutopo.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018