Takengon (Antaranews Aceh) - Lima produsen kopi dari dataran tinggi Gayo (Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah) ikut pameran kopi spesialty terbesar dunia bertajuk Specialty Coffee Association (SCA) Coffee Expo di Amerika Serikat dan Kanada.

Salah satu mitra TPSA Project perwakilan dari PT Meukat Komoditi Gayo, Armiyadi kepada wartawan di Takengon, Kamis, menyampaikan, selain kelima produsen kopi tersebut juga ikut serta perwakilan dari Yayasan Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo dan perwakilan Kementerian Perdagangan RI.

Kelima produsen kopi Arabika Gayo tersebut yakni Koperasi Arinagata, PT Meukat Komuditi Gayo, PT Orangutan Coffee Lestari, Koperasi Redelong Organik, dan Koperasi Kopi Wanita Gayo dalam hal ini tergabung di sebuah proyek kerjasama antara Pemerintah Kanada dan Kementerian Perdagangan Indonesia yang disebut Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Project.

Para produsen kopi Gayo tersebut akan mengikuti pameran kopi SCA Coffee Expo di Seattle, Amerika Serikat pada 19 sampai 22 April 2018 dan Coffee Promotion Event di Vancouver, Kanada, pada 24-25 April 2018.

Dikatakannya, ini merupakan tahun ke dua para produsen kopi Gayo difasilitasi oleh TPSA mengikuti pameran kopi dunia dalam upaya peningkatan ekspor kopi Arabika Gayo, khususnya di pasar Kanada dan Amerika Utara.

"Dalam pameran SCA ini TPSA mempersiapkan booth khusus untuk Gayo Arabica Coffee termasuk perlengkapan uji cita rasa serta materi-materi promosi dan kesempatan melakukan pertemuan langsung dengan calon pembeli," tutur Armiyadi.

Dia menjelaskan bahwa SCA Coffee Expo di Seattle, Amerika Serikat, merupakan ajang pameran kopi Spesialty terbesar di dunia yang mempertemukan para produsen, pembeli, dan industri pengolahan kopi dari berbagai negara di belahan dunia.

"Tahun lalu lebih dari 13 ribu orang ikut berpartisipasi di even ini," kata Armiyadi.

Sementara, Manajer Proyek TPSA Kanada sekaligus pimpinan delegasi, Said Fauzan Baabud, dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa kopi Arabika Gayo terpilih sebagai komoditas sasaran TPSA karena potensinya yang kuat untuk ekspor ke pasar Kanada.

"Indonesia menduduki peringkat keenam sebagai pemasok kopi terbesar ke Kanada, menyumbang 5,1 persen dari pasar impor Kanada," tutur Said Fauzan Baabud.

Menurut Said, total pasar impor Kanada untuk kopi saat ini hampir berlipat ganda sejak tahun 2006 di angka 320 juta dollar Amerika Serikat menjadi 623 juta dolar AS pada tahun 2016 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 6,9 persen.

Setelah mengikuti SCA Coffee Expo di Seattle Amerika Serikat, kata Said, pihaknya akan memboyong kelima produsen kopi Gayo tersebut ke Vancouver, Kanada, untuk bergabung dalam even Indonesian Specialty Coffee.

Kegiatan tersebut, kata Said, dilaksanakan oleh kantor Pusat Promosi Dagang Indonesia di Vancouver, Kanada, bekerjasama dengan dua perusahaan kopi terbesar di negara itu, yakni Nusa Coffee Company dan Los Beans Coffee Trading.

"Dua perusahaan ini sudah pernah berkujung ke Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah pada tahun 2017 dalam kunjungan dagang yang difasilitasi oleh TPSA Kanada dan Kementerian Perdagangan RI," ujar Said Fauzan Baabud.

Menurutnya, kegiatan di Vancouver tersebut nantinya akan menghubungkan para produsen kopi Gayo sebagai mitra TPSA Kanada dengan para roaster dan importir dari negara itu.

"Acara akan diisi dengan Talk Show dan Coffee Tasting. Ini merupakan ajang tukar informasi dan promosi kopi Arabika Gayo dan beragam kopi-kopi Indonesia lainnya. Harapannya, kopi Arabika Gayo akan mendapat peluang ekspor langsung ke Vancouver," tutur Said Fauzan Baabud.

Lebih lanjut, Said menjelaskan bahwa TPSA merupakan proyek lima tahun senilai C$ 12 juta yang didanai oleh Pemerinah Kanada melalui Global Affairs Canada dan dilaksanakan oleh The Conference Board of Canada.

"Mitra pelaksana utamanya adalah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia," kata Said.

Dia menambahkan bahwa tujuan dari keseluruhan TPSA adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan serta menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui intensifikasi perdagangan dan investasi yang mendorong perdagangan antara Indonesia dan Kanada.

"TPSA dimaksudkan untuk meningkatkan peluang investasi dan perdagangan yang berkelanjutan serta responsif gender, terutama untuk UKM di Indonesia, dan memperluas pemakaian analisis investasi dan perdagangan oleh pemangku kepentingan di Indonesia guna meningkatkan kemitraan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Kanada," ujar Said.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018