Bireuen (Antaranews Aceh) - Pemerintah Aceh menyalurkan bantuan pangan dan sandang kepada para pengungsi etnis Rohingnya, Myanmar, yang kini berada di penampungan Gedung SKB Cot Gapu, Bireuen, Kabupaten Bireuen.

Bantuan tersebut diserahkan oleh Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri yang didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Dadek di Bireuen, Sabtu.

Bantuan tersebut diterima Wakil Bupati Bireuen H Muzakkar Agani yang didampingi Kepala Dinas Sosial Bireuen Murdani dan Kepala BPBD Bireuen M Nasir.

Alhudri menjelaskan bantuan ini sebagai bentuk respon cepat pemerintah menanggapi masalah kemanusiaan dan sebagai tindak lanjut perintah dari Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk meninjau lokasi serta membawa bantuan berupa kebutuhan logistik sandang pangan.

Wakil Bupati Muzakkar menjelaskan Pemerintah Kabupaten Bireuen bersikap baik dengan memberikan bantuan berupa tempat penampungan, makanan, minuman, dan obat-obatan untuk pengungsi Rohingya yang saat ini ditampung digedung SKB Cot Gapu Bireueun.

Indonesia dengan mayoritas penduduk Islam terbesar di dunia dan dengan budaya timurnya yang lemah lembut serta berprikemanusiaan sebagaimana termaktub dalam falsafat Negara pada sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradap.

Maka oleh karena itu dengan rasa kemanusiaan yang tinggi masyarakat Aceh khususnya warga Bireuen berbondong-bondong menyambut tamu dari Allah SWT ini dengan bentuk pertolongan dengan memberikan pertolongan dan bantuan untuk mereka.

"Manifestasi dalam sila kedua tentang kemanusian yang adil dan beradap ini bisa dilihat dari bagaimana masyarakat Aceh menyambut kaum Rohingnya," jelasnya.

Namun untuk waktu sampai kapan para pengungsi Rohingnya ditampung di Bireuen, Kepala Dinas Sosial Murdani menyampampaikan belum ada kepastian tentang hal tersebut.

Namun, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Bireuen masih melakukan kordinasi dengan UNHCR dan imigrasi Aceh.

Menurut pantauan, dari keseluruhan warga Rohingnya itu terdiri atas 42 laki-laki, 26 wanita, dan 8 anak-anak itu kondisi kesehatan mereka berangsur membaik namun ada sebagian dari mereka yang kekurangan cairan tubuh dan ditangani oleh tim medis PMI Bireuen.

Sejarah antara Indonesia dan etnis Rohingya berjalan sudah sejak lama. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, etnis Rohingya pertama kali datang di Indonesia pada tahun 2006 saat itu Indonesia menyerahkan seluruh penyelesaian masalah pada UNHCR.

Ditahun 2018, gelombang arus muslim Rohingya atau yang kerap disebut manusia kapal itu kembali terdampar dengan perahu yang berawakkan 76 orang di perairan laut lepas Provinsi Aceh tepatnya di semenanjung pantai Kuala Raja, Kecamatan Kuala, Kabupaten Bireuen, Jumat (20/4).

Pewarta: Yudi Wbc

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018