Banda Aceh (ANTARA) - Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Timur kini menangani kasus jaringan penyelundup imigran gelap Rohingnya untuk dibawa ke persidangan, setelah perkara itu dinyatakan lengkap di tingkat penyidikan kepolisian.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Aceh Timur Agust Kanin di Aceh Timur, Senin, menyatakan pelimpahan perkara sekaligus dua tersangka dan barang bukti dari kepolisian dilakukan setelah berkas perkara dinyatakan lengkap atau P21. Selanjutnya, perkara ini ditangani jaksa penuntut umum untuk naik ke proses persidangan.
"Kasus penyelundupan imigran Rohingya ini sudah tahap dua. Jaksa penuntut umum Kejari Aceh Timur sudah menerima pelimpahan berkas perkara beserta tersangka dan barang bukti dari penyidik Polres Aceh Timur," kata Agust Kanin.
Baca juga: 184 imigran Rohingya terdampar di Aceh Timur
Agust Kanin mengatakan dalam perkara tersebut melibatkan dua tersangka, yakni berinisial B (33), warga Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur. Satu tersangka lagi adalah MA (27), warga Myanmar yang tercatat tinggal di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia.
Kedua tersangka ditahan di Lapas Kelas IIB Idi, Aceh Timur. Sedangkan barang bukti perkara tersebut yakni minibus Toyota Avanza, uang tunai Rp8,7 juta serta satu unit telepon genggam.
Agust Kanin mengatakan kedua tersangka disangkakan melanggar Pasal 120 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian atau Pasal 2 Ayat (1) jo Pasal 10 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.
"Dalam perkara ini, Kejari Aceh Timur juga sudah menunjukkan tim jaksa penuntut umum. Saat ini, tim jaksa penuntut umum sedang menyusun surat dakwaan dan selanjutnya melimpah perkara beserta tersangka dan barang bukti ke pengadilan," kata Agust Kanin.
Baca juga: Imigran Rohingya mengaku mau ke Malaysia, dipaksa turun dari kapal di perairan Aceh
Kronologi
Sebelumnya, Kepolisian Resor (Polres) Aceh Timur mengungkap dugaan penyelundupan imigran Rohingya yang terdampar di kabupaten tersebut serta menangkap dua terduga pelaku.
Kapolres Aceh Timur AKBP Andy Rahmansyah mengatakan pengungkapan penyelundupan imigran Rohingya tersebut setelah polisi melakukan sejumlah rangkaian penyelidikan.
“Rencananya, kedua pelaku ini akan membawa kabur imigran Rohingya yang terdampar di Aceh Timur ke Medan. Akan tetapi, aksi mereka digagalkan,” kata Kapolres.
Andy Rahmansyah menyebutkan pengungkapan ini bermula dari terdamparnya 184 warga Rohingya di Kuala Desa Matang Peulawi, Kecamatan Peureulak, pada akhir Maret 2023.
“Dari peristiwa ini, Polres Aceh melakukan penyelidikan, apakah terdamparnya imigran Rohingya tersebut ada unsur kesengajaan atau tidak,” kata perwira menengah Polri tersebut.
Baca juga: Polres Pidie ungkap jaringan nasional seludup etnis Rohingya
Dari hasil penyelidikan diperoleh informasi ada penyelundupan imigran Rohingya dari penampungan. Dari hasil penyelidikan, polisi menangkap BU bersama dua imigran Rohingya yang akan diselundupkan ke Medan, Sumatera Utara, menggunakan minibus.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap BU, polisi mendapat informasi keterlibatan MA. MA merupakan warga negara Myanmar yang memiliki sertifikat UNHCR dan sudah setahun lebih menetap di rumah BU.
Peran MA adalah sebagai penghubung imigran Rohingya yang akan dikirim ke Medan dan telah ditunggu oleh calo atau perantara. Setelah itu, dibawa ke Malaysia, kata Kapolres
"Kedua pelaku mengaku mendapat upah Rp3 juta per imigran Rohingya yang berhasil diantar ke Medan. BU sudah tiga kali menyelundupkan imigran Rohingya dari Aceh Timur ke Medan," kata Andy Rahmansyah.
Baca juga: Polisi tangkap tiga warga hendak bawa imigran Rohingnya