Bireuen (Antaranews Aceh) - Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak mengimbau agar seluruh perangkat desa untuk melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait adanya aktivitas dari penambangan minyak di desa.

"Dalam hal ini, negara dalam konteks pemerintah harus hadir untuk mengawasi dan meninjau dari segala bentuk aktivitas penambangan yang dilakukan oleh masyarakat," tegas Kapolda kepada wartawan di Bireuen, Kamis.

Kapolda Rio S Djambak menyempatkan singgah di Cafee Contana, Bireuen, sepulang berkunjung dari lokasi ledakan dan terbakarnya sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu dini hari .

Kapolda menambahkan pengawasan dan penertiban terhadap aktivitas penambangan juga sebagai langkah dari pihak kepolisian dalam meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di Aceh Timur.

Untuk mengantisipasi terjadinya ledakan sumur minyak mentah dikelola secara tradisional sebagaimana terjadi di Aceh Timur, pada hari yang sama, Kapolres Bireuen AKBP Riza Yulianto meninjau dan melakukan pendataan sumur dan pengelohan minyak mentah yang banyak terdapat di Kecamatan Jeumpa, Juli dan Peusangan.

Dalam kegiatan preventif itu Kapolres bersama Kasat Intelkam AKP Zakiul Fuad dan Kasubbag Humas Iptu Marzuki Oesman, menemui dan berbincang-bincang dengan Keuchik (kepala desa) Blang Seupeng Jeumpa, Yufaidir dan Amar, pemilik sumur minyak.

Keuchik Blang Seupeng juga pemilik sumur minyak mengatakan bahwa secara spesifik beda dengan Aceh Timur. Sumur minyak solar di desa tersebut tidak menyembur gas dan begitu diambil bisa langsung dipakai untuk mesin dompeng penyedot minyak mentah bawah tanah dengan ke dalaman 60 meter.

Minyak mentah dapat dikumpulkan dalam satu hari tidak banyak sekitar 50 liter dan satu bulan sekitar 6 drum. Itupun minyak solar baru bisa ditampung apabila ada dinyalakan mesin sedotnya, jika tidak hidup tidak ada minyak diperoleh, ujar Keuchik Yufaidir.

Kapolres mengatakan kedatangannya ke lokasi untuk melakukan pendataan dan mengontrol agar kejadian di Aceh Timur tidak sampai terjadi di Bireuen karena juga ada aktifitas pengambilan dan pengolahan minyak tradisional dan penanganannya harus dilakukan secara komprehensif.

Sumur minyak itu dalamnya 60 meter dan disini baru keluar minyak disedot pakai mesin. Kunjungan ini untuk pendataan dan pemetaan, guna antisipasi perlu langkah komprehentif dilakukan Pemda Bireuen juga Provinsi Aceh.

"Kita data dan petakan lokasinya juga kita tau cukup banyak lokasinya di Bireuen dan ini otomatis harus ada langkah pembinaan mencegah kejadian dan timbulnya korban jiwa," jelas AKBP Riza Yulianto.

Pewarta: Yudi Wbc

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018