Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Seorang remaja Khairil Anwar (16) warga Krueng Aceh, Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh menderita lumpuh layu sejak beberapa tahun membutuhkan bantuan dan uluran tangan dermawan.

Ketika kunjungi di rumah yang sejak sebulan disewa keluarganya di bantaran Krueng Aceh, Gampong Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Jumat, Khairil Anwar hanya terbaring ditemani Syamsiah, ibu kandungnya.

Kondisi Khairil Anwar, selain sekujur tubuhnya tidak bisa bergerak, kondisi tubuhnya pun kurus, terlihat garisan tulang di bagian tubuhnya. Begitu juga bagian tangan dan kakinya, hanya tampak seperti tinggal tulang.

"Kami berharap bantuan, baik dari pemerintah maupun dermawan. Sekarang, kami kesulitan biaya hidup dan pengobatan Khairil yang lumpuh sejak empat tahun lalu," kata Syamsiah.

Syamsiah menuturkan, anak bungsunya tersebut mulai sakit ketika mengikuti pendidikan di pesantren di Sampoinet, Aceh Jaya. Saat itu, diawali sakit di bagian mulut dan tangan bergetar.

Karena sakit, kata Syamsiah, Khairil Anwar dibawa pulang ke Gampong Tanjung Glumpang, Kecamatan Baktya, Kabupaten Aceh Utara. Khairil yang saat itu berusia 12 tahun sempat dibawa ke rumah sakit di Lhokseumawe.

"Khairil Anwar sempat dirawat beberapa lama di rumah sakit. Namun, anak saya tidak kunjung sembuh, malah bertambah parah. Sejak saat itu, Khairil hanya bisa terbaring dengan tubuh lumpuh dan kaku," sebut Syamsiah menyebutkan.

Syamsiah dan anak-anak lainnya membawa Khairil Anwar berobat ke rumah sakit maupun pengobatan alternatif di Banda Aceh. Namun, kondisi anak kelima dari lima bersaudara itu tidak kunjung membaik.

"Biaya pengobatan selama ini dibantu anak-anak saya," kata Syamsiah seraya menyebutkan Khairil Anwar sudah menjadi anak yatim sejak berusia 2,5 tahun.

Marhedi, abang tertua Khairil Anwar, mengaku sudah berupaya mencari bantuan, termasuk kepada pemerintah. Namun, bantuan yang diharapkan tidak kunjung ada.

"Kami berharap ada dermawan yang membantu agar Khairil Anwar sembuh dari penyakit lumpuhnya. Sampai kini, kami juga tidak mengetahui penyakit apa yang diderita Khairil Anwar," kata Marhedi.

Marhedi mengaku bekerja sebagai buruh bangunan. Dari hasil pekerjaannya tersebut, Marhedi membiayai pengobatan dan belanja sehari-hari Khairil Anwar dan ibunya.

"Kami tidak tahu lagi kepada siapa mengharap bantuan. Khairil Anwar sudah kemana-mana kami bawa, baik dokter maupun pengobatan alternatif, namun tidak kunjung sembuh," kata Marhedi.
 

Pewarta: M.Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018