Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh menyatakan pihaknya bertekad menjadikan ibu kota Provinsi Aceh itu sebagai kota tangguh bencana.

"Kami bertekad menjadikan Banda Aceh sebagai kota tangguh bencana, sehingga masyarakat di ibu kota Provinsi Aceh ini siap menghadapi setiap bencana," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Banda Fadhil SSos di Banda Aceh, Sabtu.

Pernyataan tersebut dikemukakan Fadhil di sela-sela kegiatan pemetaan dan pengumpulan data mitigasi bencana yang diikuti puluhan pengemudi Grab, transportasi berbasis daring atau online.

Fadhil menyebutkan, Banda Aceh merupakan wilayah rawan bencana. Sebuah bencana tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Dan tentunya, sebuah bencana diharapkan tidak akan terjadi.

"Kendati bencana tersebut tidak tahu kapan terjadi, namun masyarakat harus selalu siaga dan siap menghadapi dan mampu mengurangi dampak sebuah bencana," kata dia.

Oleh karena itu, sebut Fadhil, pihaknya terus membangun kapasitas mitigasi bencana setiap individu masyarakat, sehingga masyarakat mampu mengurangi dampak ketika terjadi suatu bencana.

"Di sini pentingnya partisipasi semua elemen masyarakat terlibat aktif dalam mitigasi bencana, sehingga masyarakat Banda Aceh menjadi tangguh terhadap bencana," kata Fadhil.

Terkait pemetaan dan pengumpulan data mitigasi bencana yang bermitra dengan Grab, Fadhil menyambut baik dan mengapresiasi operator transportasi daring tersebut karena ikut berpartisipasi.

"Data titik evakuasi bencana yang dipetakan ini nantinya menjadi informasi penting bagi masyarakat. Masyarakat akan tahu ke mana mereka bergerak saat terjadi bencana," pungkas Fadhil SSos.

Sementara itu, Manajer Regional Grab Guruh Ismaela mengatakan, pemetaan dan pengumpulan data mitigasi bencana merupakan bentuk partisipasi pengemudi Grab kepada masyarakat.

"Kami mengajak mitra pengemudi membantu memetakan data mitigasi bencana melalui aplikasi berbasis Android. Data ini akan menjadi informasi bagi masyarakat saat evakuasi bencana," kata Guruh Ismaela.

Banda Aceh, kata dia, menjadi kota ketika pendataan dan pengumpulan data mitigasi bencana. Sebelumnya, pengumpulan data dilakukan di Bali dan Yogyakarta.

"Selain mendata, mitra pengemudi Grab ini juga dilatih membantu proses evakuasi dan ikut terlibat menyalurkan bantuan ketika bencana terjadi," kata Guruh Ismaela.

 

Pewarta: M.Haris SA

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018