Meulaboh (Antaranews Aceh) - Tim pengabdian dari Universitas Teuku Umar (UTU) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh melatih aparatur desa di daeah itu untuk memperkuat profesionalisme mereka dalam menggelola keuangan.
Ketua tim pengabdian Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Zainal Putra, SE, MM, di Meulaboh, Sabtu mengatakan, melalui pelatihan itu, dapat meningkatkan keahlian aparatur gampong dalam lima aspek pengelolaan keuangan desa.
"Ini sebagai upaya untuk meningkatkan keahlian aparatur gampong dalam lima aspek pengelolaan keuangan desa, yakni perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan desa," sebutnya.
Tim hibah pengabdian Kemenristekdikti tersebut terdiri dari Zainal Putra, yang juga merupakan Wakil Dekan II Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Ekonomi UTU, serta anggota tim Budianto SE, MSi dan Cut Devi Maulidasari MM.
Program pelatihan bertema "Pengelolaan Keuangan Desa Secara Professional, Menuju yang Kuat dan Mandiri", dengan peserta aparatur pemerintah gampong dalam Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, di aula SMA Negeri 1 Meureubo.
Zainal Putra menyampaikan, kegiatan ini dihadiri 78 orang peserta dari 26 gampong dalam Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, masing-masing gampong terdiri keuchik, bendahara gampong dan ketua tim pelaksana kegiatan.
Rektor UTU Prof Jasman J Ma`ruf dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan yang dilaksanakan demikian merupakan bagian dari tugas pokok perguruan tinggi yang disebut tri dharma perguruan tinggi ketiga yakni pengabdian kepada masyarakat.
"Jadi kegiatan semacam ini yang dilakukan oleh dosen Universitas Teuku Umar adalah bentuk implementasi dari dharma ketiga perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Rektor UTU menyampaikan apresiasi kepada tim hibah Kemenristekdikti yang telah berupaya memberikan solusi terkait persoalan keuangan desa yang selama ini dialami aparatur gampong.
Kesalahan selama ini dalam proses pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan desa yang dialami oleh beberapa keuchik, disebabkan karena ketidaktahuan cara pengelolaan keuangan desa oleh aparatur gampong.
"Sebab itu kami dari perguruan tinggi hadir di sini untuk membina aparatur gampong dalam rangka memberikan pemahaman dan keterampilan terkait tata cara pengelolaan keuangan desa secara baik dan benar," jelas Prof Jasman.
Ia juga mengatakan bahwa sebanyak Rp80 triliun uang APBN dialokasikan untuk dana desa di seluruh Indonesia, dengan tujuan adalah pemerintah menginginkan agar desa lebih maju dan mandiri.
Prof Jasman mengharapkan dengan adanya pelatihan pengelolaan keuangan desa tersebut, ?desa - desa lainnya di Aceh Barat bisa lebih baik dalam proses pengelolaan dana desa mulai dari penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pertanggungjawaban, hingga pelaporannya harus sesuai dengan ketentuan.
Wadi Abdullah, Keuchik Gampong Ranub Dong, yang merupakan salah seorang peserta, mengucapkan rasa terima kasih kepada tim pengabdian dari UTU, yang telah memberikan pelatihan ini.
"Pelatihan semacam ini sangat penting diikuti oleh aparatur gampong untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam hal pengelolaan keuangan desa," katanya.
Diharapkannya di masa yang akan datang, tim pengabdian UTU dapat turun langsung ke gampong-gampong untuk membina aparatur gampng terkait tata cara pengelolaan keuangan desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
? (KR-ANW).
(T.KR-ANW/B/H011/C/H011) 02-06-2018 17:45:35
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018