Takengon (Antaranews Aceh) - Anggota Komisi-D DPR Kabupaten Aceh Tengah, Edi Kurniawan meminta penambahan tenaga dokter di setiap Puskesmas di daerah terpencil guna memaksimalkan pelayanan medis bagi masyarakat.

"Kami sangat kecewa dengan kejadian kekosongan tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Jagong Jeget baru-baru ini sampai menyebabkan seorang pasien meninggal dunia karena telat mendapatkan penanganan medis," katanya kepada wartawan di Takengon, Senin.

Ia menyetakan, mungkin itu kebetulan terjadi di Puskesmas Jagong, tapi sebenarnya banyak Puskesmas yang begitu (Kekurangan tenaga medis), seperti Puskesmas Celala, Silih Nara, Kute Panang, semuannya perlu panambahan dokter.

"Sudah sering dari sebelum ini kami sampaikan, di setiap pandangan umum, meminta dilakukannya penambahan tenaga dokter untuk Puskemas terpencil, tapi tidak terealisasi," ujarnya.

Edy mengatakan pihaknya hari ini juga sudah melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah, Sukri Maha dan kembali meminta agar penambahan dokter di Puskesmas yang kekurangan tenaga medis bisa segera dilakukan.

"Supaya jangan terulang lagi yang seperti ini (bayi meninggal karena telat ditangani medis)," kata Edi Kurniawan.

Menurutnya, dalam pertemuan dengan Kelapa Dinas Kesehatan yang berlangsung di ruang Komisi D DPRK setempat, sudah disepakati bahwa penambahan dokter akan direalisasikan dalam waktu dekat.

Sebelmnya, seorang bayi usia 12 hari meninggal dunia akibat telat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Jagong, Kecamatan Jagong Jeget, pada Jumat dini hari lalu.

Puskesmas yang didatangi pihak keluarga bayi bernama Jihana Marwa tersebut tutup atau tanpa petugas medis yang berjaga disana, saat bayi Jihana harus segera membutuhkan penanganan medis pada Jum`at dini hari sekira pukul 00.30 WIB.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah, Sukri Maha, juga membenarkan bahwa ada kelalaian petugas medis yang seharusnya stanby di Puskesmas selama 24 jam.

Dalam hal ini, Sukri Maha mengaku sudah memanggil pihak Puskesmas guna meminta penjelasan terkait kekosongan petugas jaga di sana, hingga menyebabkan nyawa pasien tidak terselamatkan.

"Bahwa kejadian jam 00.30 WIB seorang pasien dibawa oleh ibunya ke Puskesmas ternyata Puskesmas tutup," tutur Sukri Maha.

Namun saat pihak keluarga pasien pada dini hari itu mencoba menghubungi nomor tersebut sebanyak dua kali, hasilnya tidak ada jawaban.

Sukri Maha menyebut nomor telepon tersebut memang adalah nomor UGD Puskesmas yang dipegang oleh petugas jaga.

Bayi Jihana Marwa adalah anak dari pasangan Ahmad Kosim dan Siti Aminah, warga Jagong Jeget.

Sementara Sukri Maha juga menyatakan bahwa untuk Kepala Puskesmas Jagong sebagai penanggungjawab terkait apa yang telah terjadi akan dikenakan sanksi berupa pemberhentian dari posisi jabatannya sebagai Kepala Puskesmas.

"Kita sudah sepakat dengan Pak Sekda dan Pak Bupati untuk memberikan tindakan tegas terhadap penanggungjawab Puskesmas dan hari ini beliau sudah diberhentikan dari jabatan Kepala Puskesmas," kata Sukri Maha.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018