Meulaboh (Antaranews Aceh) - Cuaca buruk yang melanda wilayah perairan laut Aceh Barat, Provinsi Aceh membuat harga jual ikan segar di pasar setempat melambung karena pasokan terbatas sementara permintaan cukup tinggi.

"Badai kali ini sangat dirasakan dampaknya oleh para nelayan, bukan hanya itu para pedagang ikan pun juga mengalami komplain dari pembeli sebab harga ikan yang terus melonjak tinggi," kata Idris Usman, salah seorang pedagang ikan di Meulaboh, Kamis.

Cuaca buruk berupa gelombang tinggi di pantai bahkan di tengah laut telah berlangsung hampir dua pekan terakhir, nelayan dengan armada berkapasitas di bawah 5 grosstonage (GT) tidak berani melaut karena takut digulung gelombang.

Ditambah lagi, angin kencang yang menggoyang-goyang armada nelayan yang berukuran kecil, sesekali dihempas di bagian badan perahu hingga nyaris tenggelam saat berhadapan dengan gelombang besar ketika keluar di mulut muara.

"Semua itu pengaruh cuaca, nelayan takut melaut, tadi pagi ada boat yang hendak melaut tapi pulang lagi karena cuaca sangat ekstrem," ujarnya saat ditemui di lokasi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan.

Adapun jenis komoditi ikan yang mengalami kenaikan harga seperti ikan tongkol biasanya ?berkisar Rp10.000/kg, naik menjadi Rp15.000 /Kg, ?ikan kembung harga normal Rp35.000/kg naik menjadi Rp40.000/kg hingga Rp45.000/kg.

Ikan dencis dari harga normal Rp13.000/kg naik menjadi Rp20.000/kg, selain itu kenaikan harga juga terjadi pada jenis ikan campuran dan udang kapas, dari harga normal biasanya untuk udang Rp50.000/kg naik menjadi Rp70.000/kg.

Kemudian ikan kakap merah saat ini sangat terbatas di TPI Ujong Baroh, kalau pun ada harga jualnya Rp70.000/kg, sementara pada hari-hari biasa hanya Rp50.000/kg, sementara ikan campuran kecil dari Rp22.000/kg naik menjadi Rp32.000/kg.

"Kami juga sudah berkomunikasi dengan pedagang ikan lainnya di berbagi kabupaten di Aceh, namun kondisi serupa juga dialami para nelayan dari berbagai daerah. Malah yang di kabupaten lain minta dibantu oleh kita untuk menyediakan stok ikan,"imbuhnya.

Selain menganggu stabilitas harga ikan dan perekonomian nelayan, cuaca buruk sejak pertengahan Juli 2018 ini, juga menjadi bencana bagi masyarakat yang tinggal di dekat pantai, seperti di Kabupaten Aceh Barat Daya, pasang air laut pun saat ini terjadi.

Beberapa bangunan bangunan dekat pantai dan jalan tergenang air laut yang tumpah ruah ke badan jalan di Pantai Jilbab, Kecamatan Susoh, bangunan kecil pondok kaffe di dekat pantai pun, dirusak gelombang yang menghempasnya sejak Kamis pagi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, pada Kamis, 26 Juli 2018 gelombang tinggi melanda perairan barat selatan Aceh dengan ketinggian gelombang antara 3,5-5 meter masyarakat pesisir diminta waspada.

"Kondisi ini diprediksi masih terus sama sampai beberapa hari ke depan, perlu diwaspadai untuk wilayah Simeulue, Nagan Raya dan Meulaboh, harapan selalu waspada jika akan melakukan aktivitas di pingir pantai,"kata prakirawan (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh - Nagan Raya, Yoga Almakruf.

Pewarta: Anwar

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018