Redelong (Antaranews Aceh) - Polres Bener Meriah telah menahan tersangka pelaku pemukulan petugas Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Rembele, setelah sempat DPO sejak April 2018.
Kapolres Bener Meriah, AKBP Fahmi Irwan Ramli, kepada wartawan, Sabtu, mengatakan tersangka inisial ADN telah ditahan pada awal Agustus ini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Sudah kami tahan. Sudah lebih seminggu," kata AKBP Fahmi.
Fahmi Irwan Ramli menjelaskan bahwa saat ini tersangka sedang dirawat di RSUD Muyang Kute Bener Meriah karena sakit.
Sebab itu, kata Fahmi, proses hukum terhadap tersangka ditunda sementara waktu, sampai kondisi kesehatan tersangka kembali pulih.
"(Proses hukumnya) ya kita lanjutkan," tutur Fahmi.
Tersangka ADN diketahui telah menjadi DPO polisi sejak terjadi insiden pemukulan terhadap seorang petugas Bandara Rembele, yakni Abadi, pada 12 April 2018.
Sebelumnya, pihak Humas Bandara Rembele, Iwan Mulia, kepada wartawan menjelaskan bahwa korban pemukulan, Abadi, saat itu sedang bertugas selaku Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bandara Rembele, memastikan kawasan steril bandara tidak dimasuki oleh siapapun selain petugas, ketika terjadi kepanikan akibat adanya insiden pendaratan darurat pesawat Wings Air di landasan bandara tersebut.
"Dalam hal ini ada pihak yang berupaya masuk ke dalam dan itu prosedur dari keamanan dan keselamatan, itu tidak kita benarkan, siapapun dia," tutur Iwan.
Kronologi pemukulan, kata Iwan, bermula saat tersangka ADN ketika itu datang bersama rombongan pejabat daerah Kabupaten Bener Meriah langsung berupaya menerobos ke areal terminal kedatangan bandara yang merupakan kawasan steril bandara, karena alasan ingin menjemput anggota keluarga pejabat tersebut yang menjadi penumpang pesawat.
Namun ditanya siapa sosok pejabat daerah tersebut yang datang bersama tersangka ADN, Iwan, enggan menjawabnya.
"Kami tidak tahu, karena tidak ada yang berpakaian dinas kemari, dan terkait dengan prosedur tadi, siapapun tidak boleh masuk ke dalam, siapapun dia, SOP nya demikian," kata Iwan.
Lanjut Iwan, pihaknya sangat menyesalkan terjadinya insiden pemukulan tersebut karena petugas bandara hanya menjalankan tugas sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Menurutnya, korban mengalami pemukulan sebanyak tiga kali dan sempat mengalami pendarahan di bagian hidung.
"Dipukul di bagian muka, bagian kepala, jadi tiga kali pemukulan kalau menurut pengakuan dari korban, sempat berdarah hidungnya, sedang dilakukan visum," tutur Iwan saat itu.
Iwan menjelaskan bahwa terkait kepanikan yang terjadi di bandara tersebut akibat adanya insiden pendaratan darurat pesawat yang membawa penumpang mayoritas warga Bener Meriah saat itu, juga diketahui ada anggota keluarga Bupati Bener Meriah yang menumpang pesawat tersebut.
"Sebenarnya pada prinsipnya kami tidak tahu penumpang itu siapa aja, tapi tadi kami dengar ada Pak Bupati menjemput saudaranya, kemungkinan beliau ada istri dan anaknya di dalam (Pesawat) situ," ujar Iwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Kapolres Bener Meriah, AKBP Fahmi Irwan Ramli, kepada wartawan, Sabtu, mengatakan tersangka inisial ADN telah ditahan pada awal Agustus ini untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Sudah kami tahan. Sudah lebih seminggu," kata AKBP Fahmi.
Fahmi Irwan Ramli menjelaskan bahwa saat ini tersangka sedang dirawat di RSUD Muyang Kute Bener Meriah karena sakit.
Sebab itu, kata Fahmi, proses hukum terhadap tersangka ditunda sementara waktu, sampai kondisi kesehatan tersangka kembali pulih.
"(Proses hukumnya) ya kita lanjutkan," tutur Fahmi.
Tersangka ADN diketahui telah menjadi DPO polisi sejak terjadi insiden pemukulan terhadap seorang petugas Bandara Rembele, yakni Abadi, pada 12 April 2018.
Sebelumnya, pihak Humas Bandara Rembele, Iwan Mulia, kepada wartawan menjelaskan bahwa korban pemukulan, Abadi, saat itu sedang bertugas selaku Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bandara Rembele, memastikan kawasan steril bandara tidak dimasuki oleh siapapun selain petugas, ketika terjadi kepanikan akibat adanya insiden pendaratan darurat pesawat Wings Air di landasan bandara tersebut.
"Dalam hal ini ada pihak yang berupaya masuk ke dalam dan itu prosedur dari keamanan dan keselamatan, itu tidak kita benarkan, siapapun dia," tutur Iwan.
Kronologi pemukulan, kata Iwan, bermula saat tersangka ADN ketika itu datang bersama rombongan pejabat daerah Kabupaten Bener Meriah langsung berupaya menerobos ke areal terminal kedatangan bandara yang merupakan kawasan steril bandara, karena alasan ingin menjemput anggota keluarga pejabat tersebut yang menjadi penumpang pesawat.
Namun ditanya siapa sosok pejabat daerah tersebut yang datang bersama tersangka ADN, Iwan, enggan menjawabnya.
"Kami tidak tahu, karena tidak ada yang berpakaian dinas kemari, dan terkait dengan prosedur tadi, siapapun tidak boleh masuk ke dalam, siapapun dia, SOP nya demikian," kata Iwan.
Lanjut Iwan, pihaknya sangat menyesalkan terjadinya insiden pemukulan tersebut karena petugas bandara hanya menjalankan tugas sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Menurutnya, korban mengalami pemukulan sebanyak tiga kali dan sempat mengalami pendarahan di bagian hidung.
"Dipukul di bagian muka, bagian kepala, jadi tiga kali pemukulan kalau menurut pengakuan dari korban, sempat berdarah hidungnya, sedang dilakukan visum," tutur Iwan saat itu.
Iwan menjelaskan bahwa terkait kepanikan yang terjadi di bandara tersebut akibat adanya insiden pendaratan darurat pesawat yang membawa penumpang mayoritas warga Bener Meriah saat itu, juga diketahui ada anggota keluarga Bupati Bener Meriah yang menumpang pesawat tersebut.
"Sebenarnya pada prinsipnya kami tidak tahu penumpang itu siapa aja, tapi tadi kami dengar ada Pak Bupati menjemput saudaranya, kemungkinan beliau ada istri dan anaknya di dalam (Pesawat) situ," ujar Iwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018