Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Aceh Basirun menyatakan pengadaan beras dalam negeri di provinsi setempat baru sekitar 25 persen dari target pengadaan tahun 2018 sebanyak 40.000 ton.

"Kemungkinan untuk mencapai target pengadaan di Aceh sulit sebab harga beras di pasaran berada pada kisaran Rp9 ribu per kilogram atau berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP)," kata Basirun di Banda Aceh, Senin.

Di sela-sela peluncuran pasar murah di Provinsi Aceh tersebut, Basirun menyebutkan realiasi pengadaan beras dalam negeri yang merupakan pembelian hasil panen masyarakat masih pada posisi 10.280 ton dari target 40 ribu ton.

Ia menjelaskan kendati realiasi pengadaan yang bersumber dari hasil panen milik petani di Provinsi Aceh tersebut, pihaknya juga telah mendatangkan stok beras yang berasal dari Sumatera Utara.

"Kita telah mendapat pasokan awal 10 ribu ton dan nantinya menyusul enam ribu ton dan untuk wilayah Lhokseumawe saat itu kita juga mendapatkan tambahan stok beras impro dari Thailand sebanyak 15.000 ton," katanya.

Menurut dia, dalam menghadapi ketahanan pangan, pihaknya terus memastikan stok yang ada di gudang perusahaan milik pemerintah tersebu tersedia guna memenuhi kebutuhan pasar murah, Rastra dan kesiapsiagaan bencanat.

"Artinya, meski kita tidak mampu membeli hasil panen milik petani di Aceh karena harga di atas HPP, Pemerintah Pusat tentunya tetap akan memastikan beras tersedia dengan cukup di gudang bulang terutama dalam menghadapi masa paceklik," katanya.

Pihakya berharap masyarakat tidak perlu khawatir akan persediaan beras yang ada di gudang Perum Bulog Aceh, sebab stok yang ada aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.
 

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018