Meulaboh (Antaranews Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, terus berupaya melakukan pembenahan terhadap objek - objek wisata relegi sebagai bentuk dukungan penuh daerah dalam program Aceh destinasi halal dunia.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Periwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Aceh Barat, Eva Nurlaita, di Meulaboh, Jum`at, mengatakan, pihaknya lebih konsen mengembangkan objek wisata yang bernilai relegius.
"Seperti wisata di Quran Panton Reu, itu sudah kita bangun tempat peristirahatan dan pembenahan - pembenahan yang boleh dilakukan tanpa menghilangkan keastrian atau sejarah peradaban islam di lokasi tersebut,"sebutnya.
Pemkab Aceh Barat lebih berfokus pada pengembangan objek wisata relegi karena memiliki nilai kearifan lokal sebagai daerah yang konsen dalam penerapan syariat Islam, terlebih lagi Aceh di sebut-sebut menjadi daerah tujuan wisata agama dan sejarah.
Patut apabila Pemerintah Daerah (pemda) di setiap kabupaten/ kota di Aceh memberikan perhatian lebih kepada wisata relegi dan sejarah serta wisata budaya, karena semua itu dapat dikemas dengan baik untuk ditunjukkan kepada wisatawan berkunjung.
Di samping juga, untuk mendukung pengembangan objek wisata relegi ini, tidak terlepas dari pengembangan ekonomi kreatif hingga kuliner, mungkin persoalan pengembangan usaha lebih dominan ditangani pihak dinas terkait di daerah setempat.
"Kita lebih fokus pada objek wisatanya, termasuk wisata kuliner kita sediakan di lokasi tersebut. Tentunya kuliner atau makanan-makanan yang halalan tayyiban, yakni makanan yang halal menurut islam serta terjamin kebersihannya," kata dia.
Di samping itu, tidak kalah penting menjadi perhatian Pemkab Aceh Barat saat ini adalah penataan terhadap kawasan objek wisata bahari atau wisata yang berada di kawasan dekat pantai yang setiap saat dipadati pengunjung pada hari libur.
Penataan terhadap objek wisata serta sarana dan prasarana di lokasi harus ditingkatkan sehingga diharapkan kehadiran pemda dalam pembangunan pariwisata ini dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor wisata dan jasa.
Eva Nurlaita berkata perkenalan terhadap objek wisata daerah telah gencar dilakukan, mulai dari promosi secara visual telah dilakukan, seperti mengadakan perlombaan foto - foto wisata di daerah yang dihasilkan dari jebretan kamera hanphon masyarakat.
"Sebab masyarakat di pedalaman atau di mana pun pernah mengunjungi objek wisata alam yang astri, mungkin selama ini belum tersentuh pembangunan. Dengan adanya foto-foto objek wisata itu bisa kita tawarkan untuk dikunjungi," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018