Meulaboh (Antara) - Masyarakat dan petani di Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh mulai berlomba - lomba mengembangan tanaman serai wangi karena bernilai jual tinggi untuk percepatan peningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan.
"Saya sendiri alhamdulillah sudah punya 6 hektare lahan tanaman serai wangi dan sudah berproduksi beberapa kali dengan nilai jual memuaskan,"kata petani sereh wangi Desa Mutiara, Aceh Selatan, Anhar Sawang, yang dihubungi dari Meulaboh, Kamis.
Dia berkata, saat ini harga jual minyak serai wangi bertahan Rp340.000/ kg, untuk seluruh area lahan dimiliknya bisa berproduksi 500 kilogram daun, kemudian setelah diproses penyulingan bisa menghasilkan minyak astri 5 kg.
Mayoritas pelaku agribisnis serai wangi ini terkosentrasi di kawasan Desa Mutiara, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan, masyarakat di sana saat ini berlomba - lomba mengembangkan tanaman serai wangi sebagai sumber ekonomi keluarga.
Anhar menyebutkan, selama satu tahun sereh wangi bisa dipanen sampai lima kali, kemudian umur tanaman tersebut sangat lama, sampai berumur 15 tahun petani hanya memetik hasil memanen secara berkala yakni 2,5 bulan satu kali panen.
Kemudian, tanaman ini tidak membutuhkan biaya untuk perawatan dan pupuk, petani hanya mengeluarkan modal untuk membeli kayu sebagai bahan bakar untuk proses penyulingan minyak mentah sereh wangi di ketel - ketel kecil.
"Kalau istilah kami di sini MGM, yakni murah gampang dan mudah, pekerjaan ini bisa dilakukan oleh petani dengan ekonomi paling kecil sekali pun karena hanya butuh kemauan dan gigih menanam serai," sebutnya.
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di wilayah barat selatan Provinsi Aceh yang terkenal dengan produksi Pala, akan tetapi seiring waktu masyarakat mulai beralih karena ada komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan.
Anhar mencotohkan, masyarakat dari kalangan usia produktif yang saat ini lebih dominan mengembangkan tanaman serai karena telah terbukti mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga mereka.
Kata dia, Pemkab Aceh Selatan sudah menunjukkan kemauan untuk pengembangan tanaman itu, hasil diskusinya dengan Wakil Bupati Aceh Selatan, belum lama ini, akan coba menindak lanjuti untuk program daerah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Kami di sini sudah ada kelompok kecil membangun usaha sereh wangi, saya sendiri sudah pernah bertemu dengan Wakil Bupati Aceh Selatan membicarakan wacana pengembangan serai wangi di daerah kami," katanya menambahkan.
Hanya saja, persoalan sosial yang masih rentan terjadi saat ini kata dia, ada aksi kejahatan berupa pencurian tanaman serai wangi, sehingga kondisi tersebut sedikit mengganggu kenyamanan warga dalam usaha budidaya tanaman tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Saya sendiri alhamdulillah sudah punya 6 hektare lahan tanaman serai wangi dan sudah berproduksi beberapa kali dengan nilai jual memuaskan,"kata petani sereh wangi Desa Mutiara, Aceh Selatan, Anhar Sawang, yang dihubungi dari Meulaboh, Kamis.
Dia berkata, saat ini harga jual minyak serai wangi bertahan Rp340.000/ kg, untuk seluruh area lahan dimiliknya bisa berproduksi 500 kilogram daun, kemudian setelah diproses penyulingan bisa menghasilkan minyak astri 5 kg.
Mayoritas pelaku agribisnis serai wangi ini terkosentrasi di kawasan Desa Mutiara, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan, masyarakat di sana saat ini berlomba - lomba mengembangkan tanaman serai wangi sebagai sumber ekonomi keluarga.
Anhar menyebutkan, selama satu tahun sereh wangi bisa dipanen sampai lima kali, kemudian umur tanaman tersebut sangat lama, sampai berumur 15 tahun petani hanya memetik hasil memanen secara berkala yakni 2,5 bulan satu kali panen.
Kemudian, tanaman ini tidak membutuhkan biaya untuk perawatan dan pupuk, petani hanya mengeluarkan modal untuk membeli kayu sebagai bahan bakar untuk proses penyulingan minyak mentah sereh wangi di ketel - ketel kecil.
"Kalau istilah kami di sini MGM, yakni murah gampang dan mudah, pekerjaan ini bisa dilakukan oleh petani dengan ekonomi paling kecil sekali pun karena hanya butuh kemauan dan gigih menanam serai," sebutnya.
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu kabupaten di wilayah barat selatan Provinsi Aceh yang terkenal dengan produksi Pala, akan tetapi seiring waktu masyarakat mulai beralih karena ada komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan.
Anhar mencotohkan, masyarakat dari kalangan usia produktif yang saat ini lebih dominan mengembangkan tanaman serai karena telah terbukti mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga mereka.
Kata dia, Pemkab Aceh Selatan sudah menunjukkan kemauan untuk pengembangan tanaman itu, hasil diskusinya dengan Wakil Bupati Aceh Selatan, belum lama ini, akan coba menindak lanjuti untuk program daerah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
"Kami di sini sudah ada kelompok kecil membangun usaha sereh wangi, saya sendiri sudah pernah bertemu dengan Wakil Bupati Aceh Selatan membicarakan wacana pengembangan serai wangi di daerah kami," katanya menambahkan.
Hanya saja, persoalan sosial yang masih rentan terjadi saat ini kata dia, ada aksi kejahatan berupa pencurian tanaman serai wangi, sehingga kondisi tersebut sedikit mengganggu kenyamanan warga dalam usaha budidaya tanaman tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018