Meulaboh (Antaranews Aceh) - Masyarakat petani Desa Buloh, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, diajarkan sistem penggelolaan padi organik untuk memberi nilai tambah secara ekonomis produksi tanaman pangannya.
"Kegiatan ini sebagai bentuk partisipasi kita dalam program tanggung jawab sosial lingkungan dengan menghadirkan pemateri dari luar," kata CSR and Corporate Communication Manager PT Mifa Bersaudara Azizon Nurza, di Meulaboh, Selasa.
Pihak perusanaan itu mendatangkan tim ahli pertanian tanaman padi organik dari Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Helvi Yudho, SP dan Muhammad Yusuf, SP, sebagai pemateri untuk peningkatan kemampuan petani setempat.
Dalam pemaparannya, Helvi Yudho menyampaikan keberhasilan konsep pertanian padi organik ditentukan oleh kesiapan kelompok tani dalam melaksanakan usaha pertanian padi yang benar dan mampu konsisten secara menyeluruh.
Padi organik sangat baik jika diterapkan secara bersama-sama oleh kelompok tani, namun kesiapan mulai dari bibit, metode, kualitas dan komitmen para petani harus disiapkan terlebih dahulu.
Lanjut Yudho, konsep ini juga butuh pendampingan khusus dari pihak pemerintah untuk langkah awal, karena untuk bertani organik butuh pengawasan secara khusus dalam proses penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
"Pertanian organik tidak hanya dilihat dari hasil. Dalam prosesnya juga harus dipastikan tidak menggunakan bahan - bahan kimia secara keseluruhan, dan ini butuh pendampingan dan komitmen kelompok tani," imbuhnya.
Sementara itu, Community Involvement and Development Superintendent, Tengku Kaddhafi, disampaikan, kegiatan itu dilakukan agar petani lebih paham mengenai kesiapan sebelum menerapkan metode pertanian padi organik di area pesawahan.
"Kamis sangat mengapresiasi kelompok tani Gampong Buloh yang ingin bertani padi organik. Penjajakan bersama tim ahli pertanian Sumut ini diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia petani dalam pertanian moderen," sebutnya.
Dalam kondisi harga batubara yang melemah, perusahaan itu berusaha maksimal berpatisipasi aktif membantu masyarakat petani dan melakukan pembinaan bersama instansi terkait di daerah, serta akademisi Universitas Teuku Umar (UTU).
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Kegiatan ini sebagai bentuk partisipasi kita dalam program tanggung jawab sosial lingkungan dengan menghadirkan pemateri dari luar," kata CSR and Corporate Communication Manager PT Mifa Bersaudara Azizon Nurza, di Meulaboh, Selasa.
Pihak perusanaan itu mendatangkan tim ahli pertanian tanaman padi organik dari Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Helvi Yudho, SP dan Muhammad Yusuf, SP, sebagai pemateri untuk peningkatan kemampuan petani setempat.
Dalam pemaparannya, Helvi Yudho menyampaikan keberhasilan konsep pertanian padi organik ditentukan oleh kesiapan kelompok tani dalam melaksanakan usaha pertanian padi yang benar dan mampu konsisten secara menyeluruh.
Padi organik sangat baik jika diterapkan secara bersama-sama oleh kelompok tani, namun kesiapan mulai dari bibit, metode, kualitas dan komitmen para petani harus disiapkan terlebih dahulu.
Lanjut Yudho, konsep ini juga butuh pendampingan khusus dari pihak pemerintah untuk langkah awal, karena untuk bertani organik butuh pengawasan secara khusus dalam proses penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
"Pertanian organik tidak hanya dilihat dari hasil. Dalam prosesnya juga harus dipastikan tidak menggunakan bahan - bahan kimia secara keseluruhan, dan ini butuh pendampingan dan komitmen kelompok tani," imbuhnya.
Sementara itu, Community Involvement and Development Superintendent, Tengku Kaddhafi, disampaikan, kegiatan itu dilakukan agar petani lebih paham mengenai kesiapan sebelum menerapkan metode pertanian padi organik di area pesawahan.
"Kamis sangat mengapresiasi kelompok tani Gampong Buloh yang ingin bertani padi organik. Penjajakan bersama tim ahli pertanian Sumut ini diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia petani dalam pertanian moderen," sebutnya.
Dalam kondisi harga batubara yang melemah, perusahaan itu berusaha maksimal berpatisipasi aktif membantu masyarakat petani dan melakukan pembinaan bersama instansi terkait di daerah, serta akademisi Universitas Teuku Umar (UTU).
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018